BOYOLALI, KRJOGJA.com - Petugas masih kesulitan untuk mengidentifikasi oknum pendaki yang terlihat beraktivitas di kawasan puncak Merapi pada Kamis (31/08/2017) lalu, sehingga sempat menutup kamera pemantauan kawah Merapi.Â
"Sampai sekarang oknumnya tak ketemu. Kami dan teman-teman kesulitan untuk mengidentifikasinya," terang Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah 2‎ Balai Taman Nasional Gunung Merapi, Iskandar, Minggu (03/09/2017).Â
Menurut Iskandar dari hasil pengamatan rekaman saat insiden tersebut, kamera pengawas sempat tertutup oleh semacam gantungan gelang tangan milik oknum pendaki. Padahal penempatan kamera yang dikelola Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Gelologi (BPPTKG) guna mengawasi kondisi kawah Merapi yang untuk menjangkaunya mesti dipanjat.Â
"Jangankan memanjat menara, mendaki sampai ke puncak Merapi saja jelas-jelas dilarang. Dulu juga sempat juga ada insiden kameranya diputar, arah kameranya dipindahkan. Kalau ada insiden seperti itu, yang paling terganggu kan teman-teman BPPTKG sebab itu digunakan untuk mitigasi bencana,"Â
Selain sangat berbahaya karena batuan yang labil, kst Iskandar, kawasan puncak termasuk zona inti yang harusnya tak ada aktivitas manusia kecuali untuk penelitian.Â
"Papan peringatan larangan ke puncak sudah dipasang sejak di pintu pos pendakian hingga di kawasan Pasar Bubrah yang menjadi batas pendakian. Pengunguman resmi larangan pendakian hingga ke puncak lewat media massa dan media sosial juga sudah sering. Sehingga sangat disayangkan kalau masih ada yang melanggar," tambahnya. (Gal)