SUKOHARJO, KRJOGJA.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo memperkirakan musim kemarau sekarang lebih kering dibanding tahun lalu. Puncak kekeringan diperkirakan akan terjadi pada periode September – Oktober mendatang.
Kepala BPBD Sukoharjo Suprapto, Senin (21/8/2017) mengatakan, posisi cuaca sekarang dilihat dari perbandingan tahun lalu cukup terlihat. Sebab sekarang sampai pertengahan Agustus kondisi sangat panas dan sudah tidak ada lagi hujan. Padahal tahun lalu pada waktu sama masih sesekali turun hujan.
“Memang posisi sekarang kemarau basah tapi diperkirakan kemarau sekarang lebih kering dibanding tahun lalu,†ujar Suprapto.
Kondisi kering tersebut bisa dilihat dari adanya penurunan debit air sungai seperti di Sungai Bengawan Solo. Selain itu juga terlihat pada saluran irigasi.
“Termasuk juga sudah ada penurunan debit air di sumur warga. Itu kami ketahui dari beberapa informasi masuk dari masyarakat khususnya di wilayah rawan kekeringan,†lanjutnya.
BPBD Sukoharjo masih akan terus melakukan pemantauan disemua wilayah. Sebab diperkirakan puncak kemarau terjadi pada September – Oktober. Disaat ini dikhawatirkan masyarakat terjadi kekurangan air bersih. Apabila sampai terjadi maka petugas akan langsung bergerak memberikan bantuan.
Dari pemantauan sementara BPBD Sukoharjo diketahui debit air sumur warga berkurang secara bertahap. Hal itu disebabkan karena penggunana rutin dan pemuaian akibat cuaca panas. Tidak adanya hujan menyebabkan debit air semakin berkurang.
“Posisi sekarang masih pertengahan Agustus. Terus kami pantau minimal sampai September – Oktober saat diprediksi puncak kemarau,†lanjutnya.