BOYOLALI, KRJOGJA.com - Selain memilih, penyandang disabilitas juga mempunyai hak untuk dipilih dalam penyelenggaraan pemilu di semua tingkatan.
Hal tersebut dikatakan Komisioner Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD Boyolali, Ali Fachrudin, usai kegiatan Pemilihan Putra-Putri Demokrasi Disabilitas Boyolali 2017 di Pendopo Alit Pemkab Boyolali, Rabu (10/5/2017) kemarin. Ditegaskannya, pada prinsipnya mereka juga sama seperti warga negara lain, yakni punya hak memilih dan dipilih dalam pelaksanaan pemilihan umum atau pemilu. Meskipun punya keterbatasan, namun jika hal tersebut tak membatasi melakukan kewajibanya, penyandang disabilitas juga berhak untuk menjadi kontestan dalam pemilu.
"Pada prinsipnya bisa dipilih. Tapi tentu kondisi kesehatannya sesuai dengan keterangan dokter yang menyatakan kondisi yang bersangkutan tak ada halangan fisik dan mental dalam menjalankan kewajibannya," kata Ali.
Hal ini perlu disosialisikan secara luas, sebab sampai saat ini masih ada anggapan bahwa penyandang disabilitas tak memiliki hak yang sama dengan warga lainnya dalam pesta demokrasi. Terlebih bagi penyandandang disabilitas, sambung Ali, keterbatasan mereka dalam mendapat akses informasi terkadang membuat pengetahuan mereka kurang mumpuni.
Sementara itu, pemilihan Putra-Putri Demokrasi Disabilitas Boyolali tersebut mengadu kemampuan 20 pasangan penyandang disabilitas dari 19 Kecamatan di Boyolali tentang materi pemilu dan berbagai aspek demokrasi lainnya. Meski para peserta mengidap berbagai kondisi yang diderita, seperti tuna rungu, netra, daksa, wicara, dan sebagainya, mereka semua berhak untuk menjadi kontestan sebab yang menjadi patokan adalah wawasan dan intelektualitas mereka.
Pargito, Komisioner KPUD Boyolali lainnya menambahkan, di Boyolali saat ini ada sekitar 6.800 ‎penyandang disabilitas, dimana 60 persennya sudah mempunyai hak pilih. Sehinga sudah menjadi kewajiban KPU untuk memberikan pemahaman dan informasi yang benar tentang regulasi yang menjamin hak-hak mereka.
"Ini merupakan salah satu cara untuk sosialisasi pendidikan demokrasi terhadap kelompok disabilitas," katanya.
Selain mendapat uang pembinaan dan piagam, pemenang kontestasi ini juga akan menjadi motor penggerak pendidikan pemilih di kalangannya. Menurut Pargito, kesadaran penyandang disabilitas di Boyolali dalam pemyelenggaraan pemilu saat ini sudah baik. Mereka juga berpartisipasi aktif dalam Pilpres, dimana tingkat partisipasi pemilih di Boyolali menjadi yang tertinggi di Jawa Tengah.