SUKOHARJO (KRjogja.com) Nilai ekspor non migas asal Kabupaten Sukoharjo pada triwulan pertama tahun 2017 mencapai Rp 808,403 miliar. Nilai tersebut dimungkinkan bertambah lebih banyak hingga akhir tahun. Sebab ekspor Sukoharjo seperti rotan, mebel kayu, tatak sungging hingga produk tekstil terus mengalami peningkatan.
Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Sukoharjo Sutarmo, Kamis (20/4/2017) malam mengatakan, banyak sektor usaha khususnya Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Sukoharjo menjadi andalan ekspor tidak hanya untuk Sukoharjo namun juga nasional. Produk tersebut dihasilkan oleh perajin kelas kecil dan menengah dan tersebar disejumlah wilayah di Sukoharjo.
Keberadaan UKM menjadi sangat menonjol karena mampu memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan nilai ekspor Sukoharjo dan nasional. Dalam setiap tahun nilainya selalu mengalami peningkatan seiring banyaknya permintaan pasar luar negeri.
“Pada triwulan pertama saja di tahun 2017 ini nilai ekspor non migas Sukoharjo mayoritas dari UKM sebesar Rp 808,403 miliar. Hingga akhir tahun nilainya bisa lebih banyak bahkan dua atau tiga kali lipat,†ujar Sutarmo.
Peningkatan nilai ekspor sangat melegakan bagi Pemkab Sukoharjo dan pelaku UKM. Sebab peningkatan tersebut juga berdampak pada tingginya pendapatan dan tingkat kesejahteraan pelaku UKM.
Pemkab Sukoharjo terus memberikan dorongan kepada pelaku UKM untuk terus mengembangkan usaha. Hal tersebut dilakukan agar jangan sampai ada UKM bangkrut.
Salah satu bentuk dorongan kepada pelaku UKM yakni dengan membuat klaster. Selain itu pelaku UKM juga bisa mempromosikan produk yang dihasilkan melalui online Sadewa Market.
Sadewa Market tersebut merupakan situs resmi internet milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Keberadaanya terus disosialisasikan kepada pelaku UKM untuk bisa memanfaatkan kecanggihan teknologi dengan pemasaran online.(Mam)