BOYOLALI (KRjogja.com) - Hingga saat ini, sebanyak 17,3 persen atau sejumlah 90 ribu dari 520 ribu pelanggan PLN di Boyolali sudah beralih ke listrik pra-bayar. Meski pilihan penggunaan sistem ini opsional, sosialisasi terus dilakukan agar lebih banyak pelanggan yang menggunakan sistem ini.
Ditemui saat penyerahan dua ekor sapi kurban kepada masyarakat di Desa Madu, Kecamatan Mojosongo, Kamis (8/9), Manajer Area PLN Wilayah Klaten yang juga membawahi wilayah Boyolali, Edi Susangkiyono menjelaskan, program listrik pra-bayar adalah optional, artinya ‎perpindahan dari pasca-bayar ke pra-bayar merupakan inisiatif pelanggan atau konsumen. Misal saat konsumen merubah daya, mereka bisa beralih ke listrik pra-bayar. Namun untuk sambungan baru, pihaknya yang berinisiatif untuk menyiapkan instalasi listrik pra-bayar.
Inisiatif PLN untuk merubah sistem ke pra-bayar juga dilakukan kepada pelanggan yang sering menunggak. "Namun di Boyolali tak ada kasus dimana pelanggan menunggak hingga tiga bulan sehingga dialihkan ke pra-bayar. Nampaknya pelanggan di Boyolali punya rasa malu dan tanggung jawab yang tinggi," kata Edi.
Dijelaskannya, sistem pra-bayar lebih menguntungkan untuk pelanggan. Tak akan ada pemutusan listrik sementara karena menunggak. Listrik baru terputus saat pulsa atau rekening listrik habis dan otomatis menyala saat pulsa listri terisi. Pengisian pulsa listrik bisa dilakukan sesuai kebutuhan, sehingga sistem pra-bayar dinilai lebih efektif dan efisien untuk pelanggan.
"Saat ini sebagian pelanggan PLN di Boyolali sudah mulai beralih dari pasca-bayar ke pra-bayar," katanya. (R-11)‎