BOYOLALI (KRjogja.com) – Selain pendaki lokal, ternyata Gunung Merapi juga banyak didaki oleh pendaki dari mancanegara. Meski saat ini sudah memasuki musim kemarau, namun hujan masih kerap mengguyur kawasan Merapi sehingga pendaki diimbau untuk meningkatkan kehati-hatian.
Kepala Balai Taman Nasional Gunung Merapi (BTNGM) Resort Selo, Suwignya (18/7/2016) menjelaskan, selama ini cukup banyak pendaki asal mancanegara yang mendaki Merapi. Pekan kemarin saja, pihaknya mencatat ada sebanyak 30 pendaki mancanegara yang melakukan pendakian. Sementara untuk pendaki lokal, selama liburan kemarin tercatat setidaknya ada 1.000an orang yang melakukan pendakian Merapi.
“Ada yang dari Malaysia, Singapura, serta negara-negara Eropa,†kata Suwignya.
Karena berasal dari manca, tarif yang dikenakan pun berbeda. Untuk pendaki lokal atau nusantara, mereka dikenakan tarif per orang sebesar Rp 18.500 pada hari libur dan Rp 16.000 pada hari biasa. Sedang untuk pendaki manca dikenakan tarif Rp 225 ribu pada hari libur dan Rp 101 ribu pada hari biasa. Tarif tersebut sudah termasuk asuransi. Khusus untuk pendaki mancanegara, mereka juga diarahkan untuk menggunakan guide selama melakukan pendakian.  Â
“Yang paling sulit diatur itu pendaki asal Rusia, mereka sering menolak membayar atau diarahkan menggunakan guide karena alasannya bisa jalan sendiri. Padahal mestinya pendaki manca wajib menggunakan guide,†tambahnya.
Memasuki musim pendakian yang biasanya dimulai pada bulan Juli – Agustus nanti, Suwignya mengimbau pendaki agar meningkatkan kewaspadaan. Sebab meski seharusnya sudah memasuki musim kemarau, hujan masih kerap mengguyur wilayah Merapi dengan intensitas sedang. Sedang untuk aturan pendakian, ada satu larangan yang mutlak dipenuhi seluruh pendaki, yakni mereka dilarang naik sampai ke kawasan puncak.
“Batas pendakian terakhir sampai kawasan Pasar Bubrah saja, tak boleh sampai puncak,†tandasnya. (M-9)