SUKOHARJO (KRjogja.com) - Sebanyak 1.377 hektar tanaman padi di sembilan kecamatan di Kabupaten Sukoharjo terendam banjir hingga menyebabkan kerusakan. Atas kejadian tersebut Dinas Pertanian (Dispertan) Sukoharjo langsung memberikan perhatian serius agar tanaman padi tidak sampai menyebabkan gagal panen.
Kepala Dispertan Sukoharjo Netty Harjianti melalui Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura Dyah Rilawati mengatakan, banjir disebabkan utama karena luapan Sungai Bengawan Solo. Selain itu juga karena luapan sungai kecil lainnya yang menjadi anakan Sungai Bengawan Solo.
Banjir tersebut menggenangi tanaman padi milik petani dengan berbagai usia. Wilayah yang terdampak yakni, Kecamatan Weru dengan luasan tanaman padi terkena banjir 184 hektar berusia 50 – 90 hari, Kecamatan Bulu 6 hektar usia 14-21 hari, Kecamatan Tawangsari 303 hektar usia 15-90 hari, Kecamatan Sukoharjo Kota 386 hektar usia 15-30 hari, Kecamatan Nguter 8 hektar usia 14-21 hari, Kecamatan Bendosari 23 hektar usia 7-15 hari, Kecamatan Polokarto 130 hektar usia 5-30 hari, Kecamatan Grogol 120 hektar usia 30-60 hari, Kecamatan Mojolaban 217 hektar usia 15-30 hari.
"Paling banyak tanaman padi yang terendam banjir di Kecamatan Sukoharjo Kota seperti di Kelurahan Sukoharjo Kota, Sonorejo, Bulakrejo akibat luapan Kali Langsur,†ujar Dyah kepada KRjogja.com, Senin (20/06/2016).
Dispertan Sukoharjo berharap agar persoalan banjir akibat luapan Kali Langsur segea diatasi melalui normalisasi. Sebab banyak tanaman padi yang terdampak. Petani asal Kecamatan Weru Sriyanto mengatakan, banjir menyebabkan tanaman padi miliknya yang sudah berusia 90 hari atau dua pekan lagi panen terendam air. (Mam)