KRjogja.com - SUKOHARJO - Dua kebakaran hutan sudah terjadi di wilayah Kabupaten Sukoharjo. Selain itu belasan kejadian kebakaran lahan kosong juga terjadi dibeberapa kecamatan. Masyarakat diingatkan tidak membakar sampah ditengah kondisi kering akibat cuaca panas kemarau.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo Ariyanto Mulyatmojo, Selasa (5/9/2023) mengatakan, BPBD Sukoharjo mencatat sudah ada dua kejadian kebakaran hutan di Kabupaten Sukoharjo. Dalam kejadian tersebut petugas bergerak cepat dengan dibantu warga sekitar berhasil memadamkan api. Beruntung api tidak sampai meluas membakar.
"Kalau kebakaran hutan sudah ada dua kejadian di wilayah Kecamatan Weru dan Bulu. Sedangkan kebakaran lahan sekitar belasan kejadian," ujarnya.
BPBD Sukoharjo meminta kepada masyarakat tidak membakar sampah di hutan, lahan kosong dan lainnya. Sebab kondisi sekarang kering akibat musim kemarau dan angin kencang.
"Pemicunya kering dan angin kencang membuat api dengan cepat membesar dan merembet. Akibatnya rawan terjadi kebakaran," lanjutnya.
Berdasarkan pemetaan BPBD Sukoharjo diketahui ada lima desa dari total 150 desa di Kabupaten Sukoharjo masuk desa dengan tingkat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) paling tinggi. Kelima desa tersebut dalam kondisi sangat kering saat musim kemarau. Kerawanan kebakaran didukung dengan luasan hutan dan lahan yang ada di lima desa tersebut.
BPBD Sukoharjo mencatat kelima desa tersebut yakni, Desa Tawang Kecamatan Weru, Desa Gentan Kecamatan Bulu, Desa Malangan Kecamatan Bulu, Desa Karangasem Kecamatan Bulu, Desa Lorog Kecamatan Tawangsari. Kelima desa tersebut mendapat pemantauan ketat dari petugas.
"Lima desa masuk wilayah dengan tingkat kerawanan paling tinggi terkait kebakaran karhutla. Kelima desa memiliki karakteristik hutan dan lahan luas serta kondisi kering saat kemarau," lanjutnya.
Baca Juga: Budidaya Maggot, Optimalisasi Pengolahan Sampah Organik Bernilai Ekonomis
BPBD Sukoharjo bersama petugas terkait lain dan melibatkan camat dan kepala desa di lima desa aktif memberikan sosialisasi dan edukasi kepada warga masyarakat setempat. Salah satu penekanannya yakni terkait larangan melakukan aktivitas pembayaran disekitar hutan dan lahan.
Larangan tersebut ditegaskan Ariyanto lebih spesifik yakni terkait aktivitas membakar sampah dan daun kering. Kondisi hutan dan lahan kering serta angin kencang dikhawatirkan berdampak pada kerawanan kebakaran.
BPBD Sukoharjo melihat setelah mendapatkan sosialisasi dan edukasi, sudah banyak warga yang paham. Hal ini ditunjukan dengan semakin berkurangnya aktivitas membakar sampah dan daun kering di hutan dan lahan.
"Pencegahan lebih efektif. Apabila terjadi kebakaran karhutla maka proses penanganannya lebih sulit karena butuh akses ke dalam hutan dan lahan," lanjutnya.
Sebagai bentuk antisipasi kebakaran termasuk karhutla, maka BPBD Sukoharjo bersama tim gabungan mengintensifkan patroli bersama. Petugas disebar disejumlah titik rawan kebakaran secara bergantian baik ditengah kota maupun sampai pelosok desa.