KLATEN - Kepadatan penumpang kereta api di Stasiun Klaten, di hari libur Natal dan Tahun Baru, pada Selasa (26/12/2023) pukul 08.00 WIB mencapai sebanyak 2.808 orang.
Terdiri penumpang naik sebanyak 1.547 orang dan turun sebanyak 1.261 orang.
Pantauan KRjogja.com di Kereta Api Ranggajati dari Madiun hingga Klaten hampir seluruh tempat duduk terisi, bahkan, ketika ada penumpang turun, kursi langsung terisi lagi dengan penumpang baru.
Sedangkan situasi KRL dari arah Solo ke Yogya dan sebaliknya juga cukup padat. Hal ini menunjukkan antusiasme masyarakat untuk naik kereta api makin tinggi, sehubungan semakin bagusnya layanan PT KAI tersebut.
Kepala Stasiun KA Klaten Hari Setyo Jati mengemukakan, ada peningkatan jumlah penumpang di hari Selasa dibanding hari sebelumnya.
“Ada peningkatan, Senin kemarin yang naik 1.200 orang dan turun 1.500 orang. Minggu yang naik 980 orang, yang turun 1.600 orang,” kata Hari Setya.
Lebih lanjut Hari Setyo menjelaskan, dari data tersebut, Selasa 26 Desember didominasi penumpang yang naik.
Selasa merupakan puncak arus balik pertama, karena pada 27 sudah ada karyawan yang masuk kerja. Puncak arus balik gelombang kedua diperkirakan sekitar 1 Januari 2024.
Menurut Hari Setyo, di wilayah Klaten kondisi aman kondusif, meskipun terjadi penumpukan penumpang pada jam-jam sibuk. Secara keseluruhan Stasiun Klaten masih cukup untuk melayani penumpang.
Selain itu, Hari Setyo juga menjelaskan adanya penambahan jumlah perjalanan KRL. “Untuk KRL, setelah tanggal 21 Desember ada penambahan perjalanan.
Hari-hari biasa 20 perjalanan, Sabtu - Minggu 24 perjalanan. Tanggal 1 sampai tanggal 7 sebanyak 30 perjalanan. Penumpangnya biasanya padat sekarang bisa dipecah. Sekarang selisih perjalanan 20 menit. Tidak terlalu lama,” jelas Hari Setyo.
Manager Humas KAI Daop 6 Yogyakarta, Krisbiyantoro mengemukakan, tiket kereta api yang paling banyak diminati penumpang adalah tiket kelas ekonomi, namun demikian untuk tiket kelas eksekutif juga tetap habis.
“Ekonomi habis baru ke eksekutif, karena ekskutif terbatas biasanya habis juga. Begitu ada penumpang kelas eksekutif turun diisi kembali dengan penumpang lain. Dengan okupansi dinamis, seolah-olah lakunya justru lebih dari 100 persen,” kata Krisbiyantoro.