Krjogja.com Sukoharjo Petani disepanjang saluran irigasi Dam Colo Timur tekankan pentingnya tanam dan panen padi serempak. Hal itu dilakukan untuk menekan serangan hama sekaligus pengaturan pola pertanian terkait tata kelola air dan tanah.
Ketua Paguyuban Petani Pengguna Air (P3A) Dam Colo Timur Jigong Sarjanto, Senin (8/7) mengatakan, secara umum petani sekarang masih berjalan sendiri dimana jadwal tanam dan panen padi tidak serempak atau bersamaan. Kondisi tersebut dianggap wajar karena menyesusikan kemampuan masing-masing seperti dilihat dari petani, sawah dan stok air.
Lahan pertanian di Sukoharjo tidak sepenuhnya mengenalkan air dari saluran irigasi teknis. Jigong menjelaskan, masih banyak sawah tadah hujan yang mengandalkan pemenuhan kebutuhan air dari hujan. Hal ini berdampak pada jadwal tanam dan panen padi.
Baca Juga: BNI Badminton Asia Junior Championships Berakhir, Kakak dan Ibu Alm Zhang Zhi Jie Tiba di Yogya
Berbeda dengan sawah yang berada di disepanjang saluran irigasi Dam Colo Nguter baik dialiean Colo Timur dan Colo Barat. Sebab kebutuhan air akan tersedia dari saluran irigasi dan tinggal dialirkan ke sawah saja. Namun demikian kondisi tersebut tidak membuat semua petani kompak dengan penerapan jadwal tanam dan panen padi serempak.
"Masih banyak petani yang berjalan sendiri. Artinya tidak sesuai jadwal. Kami tekankan kedepan agar petani lebih kompak tanam dan panen padi serempak. Itu demi menekan serangan hama dan meningkatkan hasil panen sekaligus menambah stok pangan daerah," ujarnya.
Pengurus P3A Dam Colo Timur dalam waktu dekat akan mengumpulkan petani di hamparan sawah meliputi Desa Bugel, Desa Karangwuni dan Desan Pranan Kecamatan Polokarto. Selain itu juga petani Desa Tegalmade dan Desa Laban Kecamatan Mojolaban untuk duduk bersama membawah tentang pertemuan. Pertemuan akan menekankan tentang pentingnya kebersamaan menerapkan jadwal tanam dan panen padi bersama.
Baca Juga: Jadwal Terbaru Penataan Jaringan Listrik PLN Jogja, 8 Juli 2024 di Wilayah Yogyakarta Kota!
"Sekaligus pengaturan pola pertanian terkait tata kelola air dan tanah. Sebab dengan jadwal tanam dan panen padi serempak maka bisa diketahui kapan tanam dan panen. Termasuk pengaturan air dan pengolahan tanah," lanjutnya.
Jigong menambahkan, petani juga nantinya akan bergerak bersama melakukan pemberantasan hama secara serempak di satu hamparan yang terdampak. Hal ini dilakukan agar hasil pemberantasan hama bisa maksimal.
"Seperti gropyokan tikus. Kalau dilakukan perorangan petani jelas tidak maksimal. Harus dilakukan bersama petani di satu hamparan agar hama tikus bisa mati atau berkurang," lanjutnya. (Mam)