KRjogja.com - BOYOLALI - Pemkab Boyolali melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Boyolali membentuk kembali Satuan Petugas Bahu Jalan (Sapu Baja) untuk optimalisasi pemeliharaan rutin bahu jalan di Kota Susu.
Kabid Bina Marga DPUPR Boyolali, Joko Prasetyo, menyampaikan tugas dari tim Sapu Baja adalah mengendalikan tanaman di bahu jalan.
“Ada total 262 ruas jalan sepanjang 674 kilometer (km) di 22 kecamatan, sedangkan personel kami sangat terbatas. Sehingga kami akan melibatkan stakeholder dari masyarakat maupun relawan di sekitar ruas jalan yang menjadi kewenangan kami,” ujar Joko, Kamis (11/7/2024).
Ia mengatakan pemeliharaan rutin bahu jalan seringkali kurang mendapatkan perhatian yang memadai. Sapu Baja, tutur dia, hadir sebagai solusi untuk memastikan kondisi jalan tetap optimal, mendukung keselamatan pengguna jalan, serta meningkatkan estetika, serta kualitas lingkungan sekitar.
Joko menyoroti terkadang saat berada di jalan hanya bagian aspal yang kelihatan sedangkan di bahu jalan ditumbuhi rerumputan.
Ia menjelaskan masyarakat turut dilibatkan agar ada rasa memiliki ruas jalan yang ada di Boyolali dan tahu kondisi bahu jalan yang ada.
“Sapu Baja melibatkan tim yang bertanggung jawab untuk melakukan pemeliharaan rutin bahu jalan secara sistematis dan terstruktur. Dengan metode kolaboratif ini, diharapkan tercipta koordinasi yang lebih baik antara pemerintah kabupaten, kecamatan, desa, dan masyarakat lokal,” jelasnya.
Dengan adanya prosedur yang jelas dan teknologi yang mendukung, Joko mengatakan tim dapat mengidentifikasi dan menangani masalah dengan cepat dan efisien serta mengurangi waktu respons terhadap kerusakan bahu jalan.
Implementasi struktur pengelola yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan diharapkan mampu memperkuat akuntabilitas dan memastikan pemeliharaan bahu jalan dilakukan secara konsisten dan berkualitas tinggi.
Joko mengatakan DPUPR Boyolali berharap dapat menciptakan sistem pemeliharaan jalan yang tangguh, responsif, dan berkelanjutan.
“Program ini diharapkan memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat, mendukung pertumbuhan ekonomi daerah melalui infrastruktur jalan yang lebih baik, serta memastikan keselamatan dan kenyamanan bagi seluruh pengguna jalan,” kata dia.
Ia mengatakan ada beberapa ruas yang sebenarnya butuh penanganan contohnya seperti di Suyudan-Kebonbimo Tlatar. Namun, saat ini pilot project Sapu Baja baru dilaksanakan di beberapa ruas jalan dua kecamatan yaitu Ngangkruk-Dukuhan wilayah Banyudono dan Dukuhan-Sanggung wilayah Kecamatan Sawit.
“Sebagai percontohan, nantinya kami mengharapkan tahun depan ada anggaran khusus untuk hal tersebut agar penanganannya bisa continue. Kami sudah berkoordinasi dengan pimpinan, mohon khusus untuk pemeliharaan rutin bisa dianggarkan pada 2025 atau perubahan anggaran 2024,” kata dia.
Selama pilot project, tim Sapu Jagad masih menggunakan relawan lokal. Nantinya tim Sapu Baja bakal dicari dari pekerja harian lepas. Setelah evaluasi pilot project bakal ditentukan beberapa kriteria yang dicari sebagai tim Sapu Baja.