klaten

Cegah Serangan Tikus, Petani Diminta Patuhi Pola Tanam Serempak

Rabu, 25 Desember 2024 | 15:20 WIB
Ilustrasi petani bekerja di sawah. Pelaku usaha pengendali hama harus menemui kendala ketika dihadapkan dengan kebijakan yang belum memperhatikan entomologi pemukiman sebagai bagian dari aspek Keseha ( (Dok. Kementan))


Krjogja.com Sukoharjo Petani pada musim tanam II (MT II) padi nanti diminta mematuhi pola tanam serempak atau bersamaan. Ketentuan tersebut dilakukan sebagai upaya mencegah terjadinya serangan hama tikus yang berdampak pada kerusakan tanaman padi dan mengancam hasil panen. Petani saat ini tetap diminta melakukan perawatan dan memaksimalkan hasil panen padi MT I untuk menambah stok pangan daerah maupun nasional.

Ketua Paguyuban Petani Pengguna Air (P3A) Dam Colo Timur Jigong Sarjanto, Rabu (25/12) mengatakan, serangan hama tikus terjadi pada MT I padi di banyak wilayah. Kondisi tersebut sangat terasa dampaknya bagi petani termasuk mempengaruhi hasil panen padi yang berimbas pada stok pangan daerah.

"Serangan hama tikus pada MT I ini tergolong besar. Penyebabnya karena petani tidak melaksanakan pola tanam serempak. Petani melakukan tanam padi sendiri karena pengaruh ketersediaan air dimana saat awal tanam masih musim kemarau atau menjelang awal musim hujan," ujarnya.

Baca Juga: Belia Berkualitas, Baru Berusia 9 Tahun UAA Peroleh Akreditasi Unggul dari BAN-PT

Jigong Sarjanto menjelaskan, petani dalam hal ini mengalami dilema. Sebab disatu sisi diminta mempercepat tanam padi pada MT I untuk menambah stok pangan daerah disaat kondisi masih musim kemarau. Tapi disisi lain dihadapkan masalah serangan hama tikus yang merusak tanaman padi.

Saat MT I petani mengandalkan air untuk tanam padi dari sumur pantek dan sumur dalam. Sumber air tersebut dipilih karena kondisi cuaca masih musim kemarau. Sedangkan sebagian petani lainnya baru akan tanam padi menunggu datangnya musim hujan dan jaminan ketersediaan air.

"Untuk MT II nanti petani diminta mematuhi pola tanam padi serempak atau bersamaan karena ketersediaan air sudah terpenuhi dari hujan," lanjutnya.

Baca Juga: Nataru Butuh Dukungan Lintas Sektoral, Da'i Kamtibmas Tingkatkan Harkamtibmas

Pengurus P3A Dam Colo Timur meminta kepada Pemkab Sukoharjo ikut membantu sosialisasi dan menekankan kepada petani pada MT II padi mematuhi pola tanam serempak. Hal ini selain mencegah terjadinya serangan hama tikus, juga untuk menjaga stabilitas stok pangan daerah.

"Pola tanam serempak juga sebagai upaya meminimalisir terjadinya serangan hama lain seperti wereng dan lainnya," lanjutnya.

Seperti diketahui, hama tikus menyerang dan mengakibatkan satu hektar sawah yang ditanami padi pada musim tanam I (MT I) gagal panen di Desa Laban Kecamatan Mojolaban. Serangan hama tikus juga membuat puluhan hektar sawah yang ditanami padi di lima desa di wilayah Kecamatan Mojolaban dan Kecamatan Polokarto mengalami kerusakan parah.

Atas kondisi tersebut petani di sembilan desa di wilayah Kecamatan Mojolaban dan Polokarto melakukan kegiatan gropyokan tikus. Kegiatan dipimpin langsung Bupati Sukoharjo Etik Suryani di wilayah Desa Tegalmade dan Desa Wirun, Kecamatan Mojolaban, Senin (23/12). (Mam)

 

Tags

Terkini

PUDAM Boyolali Rilis Aplikasi Tirta Amperaku

Minggu, 21 Desember 2025 | 12:10 WIB

Pemkab Klaten Siaga Antisipasi Bencana Saat Nataru

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:15 WIB

Gudang Oli di Tanjunganom Grogol Terbakar

Senin, 15 Desember 2025 | 21:50 WIB

Ratusan Pelari Ramaikan Run To Geopark Klaten

Senin, 15 Desember 2025 | 10:20 WIB

Petugas Gabungan Gelar Apel Jelang Libur Nataru.

Kamis, 11 Desember 2025 | 22:05 WIB

Bripka Eriqo Terima Penghargaan dari PBB

Rabu, 10 Desember 2025 | 13:35 WIB