klaten

 Nguri-uri Budaya Jawa, Setiap Tahun Pemkab Boyolali Rutin Gelar Padusan

Kamis, 27 Februari 2025 | 21:45 WIB
Acara Tradisi Padusan di Umbul Ngabean Pengging, Boyolali.  KR - Mulyawan. 

 

 
 
KRjogja.com, BOYOLALI - Tradisi padusan menjelang bulan suci Ramadhan setiap tahun terus digelar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali. Dua lokasi padusan yaitu Umbul Tlatar dan Umbul Pengging, Kecamatan Banyudono, Kabupaten setempat. 
 
Tradisi padusan di Umbul Pengging dibuka dengan kirab budaya. Rombongan kirab itu terdiri dari kerabat Keraton Kasunanan Surakarta GKR Koes Moertiyah Wandansari atau Gusti Moeng, Sekretaris Daerah Boyolali, Wiwis Trisiwi Handayani dan Dewan Adat Keraton Solo.
 
Sesampainya di Umbul Ngabean, Gusti Moeng dan Sekda Wiwis dan rombongan disambut cucuk lampah dan tujuh perempuan penari dengan tarian Gambyong. 
 
Ditemui seusai acara, Gusti Moeng mengapresiasi adanya kegiatan padusan di Umbul Pengging. Ia mengatakan padusan berasal dari Jawa adus atau mandi. Sehingga, diberi nama padusan, dilaksanakan umat Islam sebelum melakukan puasa di bulan Ramadan.
 
"Jadi sebelum Ramadan, bagi umat Islam itu harus menyiapkan diri membersihkan lahir dan batin. Padusan di sini adalah simbolis saja, tapi yang paling utama menyiapkan batiniah untuk menjalani puasa satu bulan,” kata Gusti Moeng, Kamis (27/2/2025). 
 
Gusti Moeng mengatakan selama setahun, manusia melakukan kesalahan dan mengotori lahir-batin. Sehingga harus ditanggalkan dalam padusan. Diharapkan ketika menjalani Ramadan dalam kembali ke fitri atau suci.
 
Sementara itu, Sekda Wiwis mewakili Bupati-Wakil Bupati Boyolali, Agus Irawan-Dwi Fajar Nirwana, karena keduanya mengikuti agenda retret kepala daerah di Magelang. Pihaknya mengapresiasi adanya kirab budaya dan padusan yang digelar Disporapar Boyolali. Ia juga bersyukur acara padusan jelang Ramadan 2025 berjalan lancar. 
 
“Padusan ini rutin diselenggarakan, selain substansinya nguri-uri budaya Jawa, yang ini dari trah Kasunanan yang memang harus diuri-uri,” kata dia.
 
Ia mengatakan dengan adanya gebyar padusan juga berpikir adanya multiplier effect dari pariwisata karena adanya wisatawan yang masuk.
 
Menambahkan, Kepala Disporapar Boyolali, Budi Prasetyaningsih, mengatakan padusan sendiri bermakna reresik atau bersih-bersih jelang Ramadan.
 
“Karena kita mau memasuki bulan Ramadan, kita reresik. Jadi ada yang bilang sebelum puasa keramas dulu, jadi tradisinya seperti itu,” kata dia.
 
Ia menjelaskan gebyar padusan oleh Pemkab Boyolali digelar di dua lokasi yaitu Umbul Tlatar dan Pengging. Khusus di Pengging yaitu ritual padusan pada Kamis ini. Lalu untuk hiburan di Umbul Tlatar digelar Kamis dan Jumat (28/2/2025).
 
Hiburan di Tlatar pada Kamis ada reog putra manunggal budaya pukul 10.00 WIB. Kemudian, di Umbul Tlatar pada Jumat pukul 13.00 WIB, akan ada grup yang tengah naik daun, Om Lorenza.
 
“Targetnya pengunjung untuk dua tempat, dua hari kurang lebih 20.000 pengunjung,” ungkapnya. (Mul)

Tags

Terkini

PUDAM Boyolali Rilis Aplikasi Tirta Amperaku

Minggu, 21 Desember 2025 | 12:10 WIB

Pemkab Klaten Siaga Antisipasi Bencana Saat Nataru

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:15 WIB

Gudang Oli di Tanjunganom Grogol Terbakar

Senin, 15 Desember 2025 | 21:50 WIB

Ratusan Pelari Ramaikan Run To Geopark Klaten

Senin, 15 Desember 2025 | 10:20 WIB

Petugas Gabungan Gelar Apel Jelang Libur Nataru.

Kamis, 11 Desember 2025 | 22:05 WIB

Bripka Eriqo Terima Penghargaan dari PBB

Rabu, 10 Desember 2025 | 13:35 WIB