Krjogja.com Sukoharjo Pemkab Sukoharjo berhasil swasembada pangan berkelanjutan. Artinya surplus beras setiap tahun dapat direalisasikan dengan capaian angka terus meningkat. Hal ini tidak lepas dari program regenerasi pertanian modern dengan mengedepankan alat dan petani selain itu juga menjaga lahan hijau untuk tetap terus bisa ditanami padi.
Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo Bagas Windaryatno, Kamis (24/4) mengatakan, Pemkab Sukoharjo memberikan perhatian besar pada sektor pertanian yang menjadi andalan daerah. Potensi besar lahan dimaksimalkan dengan pemberdayaan penuh pada tanaman padi. Upaya memajukan sektor pertanian dilakukan disemua lini.
"Artinya setelah mempunyai potensi sawah, Pemkab Sukoharjo kemudian memajukan sektor pertanian dengan menyiapkan petani, peralatan pertanian modern hingga infrastruktur pertanian. Semua terpenuhi dan hasilnya Kabupaten Sukoharjo berhasil swasembada pangan berkelanjutan. Artinya setiap tahun selalu surplus beras," ujarnya.
Baca Juga: Mengilaunya Emas, FOMO-kah?
Secara umum kondisi pertanian di Sukoharjo dijelaskan Bagas luas lahan sawah 20.475 hektar. Target luas tambah tanam padi 60.255 hektar. Untuk Musim Tanam I (MT I) 20.547 hektar, MT II 19.815 hektar, MT III 19.893 hektar.
Realisasi luas tanam padi Oktober 2024 seluas 3.159 hektar, November 2024 seluas 3.887 hektar, Desember 2024 seluas 9.010 hektar dan Januari 2025 seluas 4.491 hektar. Selama periode Oktober 2024 hingga Januari 2025 atau MT I seluas 20.547 hektar mengalami surplus 462 hektar.
Luas tanam padi pada periode Februari 2025 seluas 2.322 hektar, Maret 2025 seluas 4.660 hektar. Sedangkan pada April 2025 diprediksi seluas 5.000 hektar dan Mei 2025 diprediksi seluas 6.500 hektar. Pada periode Februari hingga Mei 2025 atau MT II seluas 18.842 hektar.
Berdasarkan data Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo diketahui produksi padi Kabupaten Sukoharjo tahun 2024 adalah sebesar 340.997 ton dengan luas tanam sebesar 49.675 hektar, luas panen bersih sebesar 48.271 hektar dan angka provitas sebesar 70,64 kwintal/hektar.
Baca Juga: 36 Tim Bola Voli Ikuti Kapolres Cup 2025
Data Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo diketahui sawah teknis seluas 14.449 hektar, sawah setengah teknis 1.780 hektar, sawah sederhana 2.069 hektar, sawah tadah hujan 2.177 hektar. Total sawah aktif di Kabupaten Sukoharjo sebanyak 20.475 hektar.
"Kita masih memiliki 6.026 hektar sawah yang masih bisa ditingkatkan indeks pertanaman, yang terdiri dari sawah tadah hujan, sawah beririgasi setengah teknis dan sawah beririgasi sederhana, dengan syarat jaminan ketersediaan air irigasinya. Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Bupati yang telah berkenan memberikan alokasi APBD Tahun Anggaran 2025 untuk pengembangan sumber air baru melalui pembangunan embung dan pembangunan prasarana irigasi sebesar Rp 8.800.000.000. Jumlah ini tentunya belum ideal jika dibandingkan dengan jumlah kebutuhan, untuk itu dukungan dari stakeholder terkait kami harapkan untuk bisa melengkapi kekurangan yang kami butuhkan," lanjutnya.
Berdasarkan data Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo diketahui Kabupaten Sukoharjo pada tahun 2021 berhasil surplus beras 104 ribu ton, tahun 2022 sebesar 138 ribu ton, tahun 2023 hingga 2025 rata-rata 150 ribu ton.
Bupati Sukoharjo Etik Suryani, mengatakan, Pemkab Sukoharjo memprioritaskan program ketahanan pangan dengan target swasembada pangan. Terkait dengan hal itu sektor pertanian dan perikanan menjadi prioritas untuk terus dikembangkan.
Pemkab Sukoharjo sudah mengalokasikan anggaran besar setiap tahun untuk memajukan pertanian dan perikanan. Alokasikan bantuan untuk petani dengan perincian prasarana pertanian Rp 12.500.000.000 terdiri dari jalan usaha tani Rp 2.100.000.000, embung Rp 1.100.000.000, jaringan irigasi tingkat usaha tani Rp 7.700.000.000, prasarana lainnya (traktor roda dua, pompa air dan bantuan prasarana dari DBHCHT) Rp 1.000.000.000
Sarana pertanian (bantuan bibit hortikultura, pupuk organik, bibit ternak, benih ikan dan sarana budidaya ikan Rp 919.000.000, Penguatan kelembagaan petani dan peningkatan kapasitas SDM Penyuluh Rp 958.000.000, pengamanan produksi dan pengendalian organisme pengganggu tumbuhan Rp 414.000.000, peningkatan kesehatan hewan dan pengendalian penyakit hewan Rp 1.000.000.000. (Mam)