klaten

Eks Karyawan Pabrik Rokok Dilatih Membuat Kue

Senin, 9 Juni 2025 | 15:40 WIB
Para peserta antusias belajar membuat kue. (Sit)

Krjogja.com - KLATEN - Korban pemutusan hubungan kerja (PHK) pabrik rokok dan buruh tani tembakau mendapatkan pelatihan ketrampilan membuat berbagai macam makanan olahan. Program tersebut diselenggarakan oleh Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disperinaker) Klaten, dengan memanfaatkan dana bagi hasil bea cukai hasil tembakau (DBHCHT). Pelatihan berlangsung selama 10 hari di lembaga pelatihan kerja (LPK) Barokah, Karangnongko.

Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Klaten, Luciana Rina Damayanti, Senin (9/6/2025) mengungkapkan, ada 40 orang yang mengikuti pelatihan. Kegiatan dilaksanakan dengan memanfaatkan anggaran dari DBHCHT.

Baca Juga: Unisa Yogyakarta Bagikan 2000 Paket Daging Kurban, Mahasiswa Lintas Iman Ikut Bantu Kemas dan Distribusi

Para peserta terdiri dari buruh tani tembakau, korban PHK pabrik rokok, dan pekerja pabrik rokok yang mendapatkan izin dari perusahaan. Dengan mengikuti pelatihan, mereka diharapkan mendapatkan keterampilan baru.

Salah seorang peserta pelatihan, Tri Sudarwati (36) asal Trucuk mengatakan, semula ia adalah pekerja di pabrik rokok oven tembakau. Ia sudah menggeluti pekerjaan tersebut sejak masih kecil, kebetulan orangtuanya juga petani tembakau.

Tri mengetahui adanya program pelatihan tersebut, dari media sosial milik Disperinaker. Ia berharap bisa meningkatkan keterampilan dalam membuat makanan olahan.

Baca Juga: BI Dorong Pesantren Jadi Pilar Ekonomi Syariah di DIY

"Saat ini saya sudah berjualan kue namun belum memiliki keterampilan yang memadai. Dengan ikut pelatihan ini saya berharap bisa lebih mahir membuat kue dan jajanan lainnya, sehingga usaha bisa menjadi besar,” tambah Tri Sudarwati.

Fitra Dana Bayu, instruktur Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) Barokah menjelaskan, pelatihan diikuti 40 siswa, empat diantaranya adalah peserta laki-laki. Mereka dibor mulai membuat roti hingga jajanan pasar seperti semar mendem, kue lumpur. Jenis roti yang dibuat diantaranya roti O, roti krumpul, dan donat kukus.

Pelatihan dilakukan selama 10 hari. Setiap hari rata-rata membuat tiga macam makanan olahan. Seluruh bahan dan peralatan sudah disediakan oleh LPK. Untuk jenis-jenis masakan disesuaikan dengan permintaan dari Disperinaker.

“Sehari rata-rata tiga macam, jadi nanti selama 10 hari pelatihan minimal para siswa mendapatkan 30 jenis ketrampilan membuat makanan olahan,” jelas Fitra pula.

Para peserta akan mendapatkan sertifikat dari LPK barokah. “Semoga keterampilan dimanfaatkan, karena kalau ikut pelatihan mandiri biayanya lumayan mahal. Sekitar Rp 700 ribu satu tambah paket sehari 3 resep,” Fitra.(Sit)

Tags

Terkini

PUDAM Boyolali Rilis Aplikasi Tirta Amperaku

Minggu, 21 Desember 2025 | 12:10 WIB

Pemkab Klaten Siaga Antisipasi Bencana Saat Nataru

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:15 WIB

Gudang Oli di Tanjunganom Grogol Terbakar

Senin, 15 Desember 2025 | 21:50 WIB

Ratusan Pelari Ramaikan Run To Geopark Klaten

Senin, 15 Desember 2025 | 10:20 WIB

Petugas Gabungan Gelar Apel Jelang Libur Nataru.

Kamis, 11 Desember 2025 | 22:05 WIB

Bripka Eriqo Terima Penghargaan dari PBB

Rabu, 10 Desember 2025 | 13:35 WIB