KRjogja.com - SUKOHARJO - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sukoharjo lakukan pengecekan dan pemangkasan pohon disejumlah wilayah. Langkah tersebut sebagai antisipasi terjadi pohon tumbang ditengah kondisi cuaca ekstrem curah hujan tinggi dan angin kencang. Kegiatan dilakukan dengan melibatkan sejumlah pihak terkait.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sukoharjo Agus Suprapto, Kamis (30/10) mengatakan, kondisi cuaca ekstrem yang terjadi sekarang sangat rawan terjadi bencana alam. Hal itu ditandai dengan peningkatan curah hujan dan angin kencang. Dibeberapa wilayah sudah terjadi banjir dan pohon tumbang.
DLH Sukoharjo melakukan antisipasi terjadinya pohon tumbang dampak cuaca ekstrem dengan pengecekan dan pemangkasan. Petugas diturunkan disejumlah wilayah melakukan pengecekan secara langsung kondisi pohon. Hasilnya ditemukan, pohon dalam kondisi membahayakan karena layu, menjorok ke jalan dan mati.
Atas temuan kondisi tersebut DLH Sukoharjo melakukan menebang pohon demi keselamatan masyarakat. Sedangkan untuk kondisi pohon yang masih baik maka hanya dilakukan pemangkasan saja.
"Ada yang ditebang karena kondisi pohon sudah layu atau mati dan rawan tumbang. Ada juga pohon yang hanya di pangkas saja dengan mengurangi ranting atau daun sebagai antisipasi tumbang saat hujan deras dan angin kencang. Kami lakukan itu sebagai bentuk antisipasi cuaca ekstrem," ujarnya.
DLH Sukoharjo masih menerjunkan petugas melakukan pemantauan disemua wilayah. Antisipasi dilakukan agar kondisi pohon yang ada aman. Artinya tidak rawan tumbang dan membahayakan masyarakat.
"Di jalur utama sudah kami cek dan kondisi pohon aman. Sedangkan untuk wilayah lain masih kami pantau," lanjutnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo Ariyanto Mulyatmojo, mengatakan, sejak beberapa hari terakhir terjadi perubahan cuaca cukup ekstrem ditandai dengan peningkatan curah hujan dan angin kencang. Hujan deras yang turun merata di wilayah Kabupaten Sukoharjo dan daerah lain terlihat dampaknya pada peningkatan debit air Sungai Bengawan Solo dan sungai lainnya. Namun demikian belum ditemukan kejadian banjir akibat luapan sungai.
Cuaca ekstrem juga terlihat dengan adanya angin kencang disejumlah wilayah. Kejadian tersebut sudah ditemukan dampak kerusakan berupa pohon tumbang, warung dan bangunan milik pedagang roboh. Selain itu juga berdampak kerusakan pada bagian atap rumah warga.
BPBD Sukoharjo dalam beberapa kejadian disejumlah wilayah belum menemukan adanya korban luka dan jiwa. Namun demikian, masyarakat tetap diminta waspada terhadap kondisi perubahan cuaca ekstrem.
"Petugas dari tim gabungan sudah siap semua membantu penanganan bencana alam. Kondisi cuaca sangat ekstrem dimana curah hujan meningkat dan angin kencang. Masyarakat kami minta waspada," ujarnya.
Tim gabungan tersebut seperti dari BPBD, SAR, Polri, TNI, PMI, RSUD, Dinas Kesehatan Kabupaten, Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS), relawan dan lainnya. Kesiapan dilihat dari petugas dan peralatan yang dimiliki masing-masing pihak dalam penanganan bencana alam.
"Tim gabungan sudah memberikan informasi terakhir siap semua baik petugas dan peralatan. Semua saling terkomunikasi dan terkoordinasi," lanjutnya.
Pemkab Sukoharjo keluarkan Surat Edaran (SE) tentang Prakiraan Musim Hujan. Masyarakat dan petugas terkait diminta melakukan kesiapsiagaan bencana alam. Awal musim hujan tahun 2025/2026 diprediksi lebih maju dari normalnya.