menyapa-nusantara

Keceriaan memecahkan heningnya asrama Sekolah Rakyat pelosok negeri

Jumat, 29 Agustus 2025 | 08:20 WIB
Para siswi dan wali asuh membagi tugas pertama mereka menempati asrama putri Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) 19 Kupang di Naibonat, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur. ((ANTARA/M Riezko Bima Elko Prasetyo))

Mereka tertawa lepas, saling menggoda, saling sayang. Tidak ada sekat suku, desa, atau status sosial, di antara mereka. Hingga akhirnya, mau tidak mau, wali asuh membubarkan mereka untuk kembali ke kamar masing-masing, karena hari sudah menunjukkan jam tidur.

Para siswi melewati malam pertama mereka menempati asrama putri Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) 19 Kupang di Naibonat, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur ((ANTARA/M Riezko Bima Elko Prasetyo))

Ruang harapan

Semua anak ini berasal dari keluarga sederhana. Orang tua mereka adalah petani, perajin kain tradisional, buruh kebun, atau nelayan. Tidak sedikit dari mereka yang sebelumnya belum pernah keluar dari kampung halaman. Kini, mereka menempuh pendidikan dengan sistem asrama, dibiayai penuh negara melalui program Sekolah Rakyat di bawah kendali Kementerian Sosial.

Penerimaan siswa dilakukan melalui seleksi ketat berbasis data terpadu kesejahteraan sosial. Costodia dan timnya mendatangi rumah-rumah, meyakinkan para orang tua bahwa anak-anak mereka bisa sekolah secara gratis, tinggal di asrama yang layak, dan dibina secara utuh dari jasmani, rohani, dan sosial.

Ada orang tua yang awalnya ragu, tapi setelah kunjungan, banyak yang malah menangis karena bahagia. Seleksi itu merupakan perjalanan panjang karena ada ratusan calon siswa yang terjaring sepanjang Maret-Juni itu.

Kini di Sekolah Rakyat itu menampung 100 anak 12-15 tahun untuk belajar tentang makna kehidupan, bukan sekadar bersekolah. Mereka semua diajarkan menyapu sendiri, mencuci sendiri, berbagi kamar, belajar kerja tim, mengenal teman dari desa lain, dan menyusun cita-cita yang kelak akan ditunaikan.

Kamar-kamar di asrama mungkin belum sempurna. Dindingnya masih kosong, belum ada poster atau pajangan. Beberapa ranjang bertingkat itu masih ada sisa bungkus plastiknya. Tapi, keceriaan penghuninya sudah memenuhi seluruh ruangan. Tangis karena rindu, tawa karena keusilan, dan pelukan kecil di kala takut membuat tempat ini tidak sekadar bangunan, melainkan rumah kedua bagi mereka.

Costodia tahu betul, tugasnya bukan hanya memastikan anak-anak asuhnya makan dan tidur tepat waktu. Ia juga pendengar, penenang, pelindung, bahkan pengganti ibu sementara.

Karena itu, Costodia selalu menyampaikan kepada anak asuhnya bahwa ini rumah mereka. Kalau mereka saling menjaga, maka asrama itu akan menjadi surga kecil.

Maiyena, Putri, Tirzayana, dan kawan-kawan, kini memulai lembar baru dalam hidup mereka. Mereka tidak lagi sekadar anak desa yang dicatat dalam daftar PKH Kementerian Sosial. Mereka adalah penjelajah masa depan yang sedang ditempa di "dapur kecil" bernama asrama. Dan siapa sangka, perjalanan besar itu dimulai dari seekor cicak yang nyasar ke bak mandi.

Meski masih banyak bagian yang harus dirapikan, tapi keberadaan SRMP ini cukup menjadi lentera di tengah angka kemiskinan Kabupaten Kupang yang masih tergolong tinggi.

Berdasarkan data BPS terakhir yang diperbaharui Maret 2025, angka kemiskinan di kabupaten itu mencapai 21,37 persen, lebih dari dua kali lipat rata-rata nasional yang berada di angka 8,57 persen.

Kondisi itu berbanding lurus dengan tingginya angka anak dan remaja putus sekolah di Kabupaten Kupang. Data dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (sebelumnya Kemendikbudristek), terhitung sejak tahun 2023 sampai saat ini ada sebanyak 10.206 anak dan remaja belum pernah bersekolah, 1.509 tidak lulus sekolah.

Data-data itu menegaskan bahwa betapa pentingnya kehadiran sekolah berasrama seperti Sekolah Rakyat, yang bukan hanya menawarkan bangku sekolah, tanpa pungutan biaya, tetapi juga menjamin anak mendapat makan bergizi, seragam, asrama layak, dan pembinaan karakter.

Halaman:

Tags

Terkini

BLTS menyentuh 28 juta penerima

Jumat, 12 Desember 2025 | 08:45 WIB

Internet Rakyat solusi akses jaringan murah

Jumat, 5 Desember 2025 | 11:29 WIB

Mencetak guru agama profesional dengan PPG

Jumat, 21 November 2025 | 08:15 WIB

Pupuk Subsidi Makin terjangkau

Jumat, 7 November 2025 | 08:30 WIB

Mewujudkan MBG aman dan menyehatkan

Jumat, 24 Oktober 2025 | 09:10 WIB

Menyiapkan Merauke sebagai lumbung pangan

Jumat, 10 Oktober 2025 | 15:41 WIB

Gerak cepat pemerataan MBG di Papua

Jumat, 26 September 2025 | 08:20 WIB