"Enggak ada orang mabuk, misuh-misuh pakai bahasa Inggris yang benar, hahaha..dari sana kami merasa cocoknya ya begitu saja. Dari dua jamming itu juga akhirnya ketemu bentuk yang pas untuk musik Borje. Ada lembut juga keras dalam instrumen lalu kami rekam di JB Studio," tambah Yoyok.
Proses rekaman memakan waktu dua hari. Track dikirim ke Watchtower Studio, mereka yakin Bable Sagala adalah sosok yang paling tepat mixing dan mastering 'Sakafaka'.Tidak hanya mixing mastering, Drummer Metallic Ass dan Risky Summerbee & The Honeythief itu juga mengisi ulang drum. Untuk departemen artwork, Borje memasrahkannya pada desainer Christian Nugroho. "Kami kaget saat dengar isian drum Bable. Penuh, padat, kejam.Mungkin dia lagi marah juga saat ngisi. Dari sana kami enggak pernah main tanpa Bable saat live. Enak banget, pas latihan langsung kawin. Sedangkan Christian Nugroho enggak usah ditanya lagi lah kualitasnya, " kisah Danny Eriawan.
Tak ada harapan muluk dari lagu ini. Borje hanya memaparkan amarah sekaligus mengajak pendengar jujur pada diri sendiri. Saat diperdengarkan ke sejumlah orang sebelum rilis, tanggapannya pun beragam. Ada yang memindai 'Sakafaka' seperti era Snot tahun 90-an sampai Linkin Park. "Sedangkan untuk kami, harapannya juga enggak muluk, yang penting masih bisa kumpul-kumpul dan berbagi apa saja. Sesederhana itu saja," tambah Moamar X.
Borje sendiri lahir 2019 di JB dan Alldint. Tiap personel punya latar belakang belakang yang berbeda. Akadama berprofesi sebagai jurnalis olahraga. Moamar X gitaris JB Blues dan Moamar X dan The Black Wind lalu Danny Eriawan bassist yang akrab dengan Jazz yang sudah melahirkan album solo berjudul 'Reminiscence'. Paulus Neo kibordis band Tricotado, Pongky And The Dangerous Band, WLA, Heroic Karaoke, dan sejumlah proyek musik lainnya. Sedangkan Catur Kurniawan salah satu musisi triphop yang melahirkan Blackstocking Band dan Portelea.(Des)