Krjogja.com - Album “Pandawa Lima” milik Dewa 19 melahirkan banyak karya fenomenal. ‘Satu Sisi’, ‘Kirana’, ‘Aku di Sini Untukmu’ misalnya, terus melekat di telinga dan ingatan pendengar musik. ‘Selatan Jakarta’ punya penikmat sendiri. Lagu itu sering dibawakan banyak band dalam festival Rock di luar Jakarta.
Dari 11 lagu di album ke-4 Dewa 19 itu, ‘Aspirasi Putih’ punya kisahnya sendiri. Lirik yang ditulis Ahmad Dhani itu sempat bikin pihak label Aquarius ketakutan karena menangkap realitas politik tahun 90an. Era di mana Orde Baru (Orba) menjawab tiap kritik dan perbedaan dengan represif.
Meski mengalami penyuntingan lirik, ‘Aspirasi Putih’ waktu itu bisa dibilang sejajar dengan ‘Bento’, menjadi semburan paling telengas terhadap otoritarianisme sekaligus mengekspresikan kondisi kala itu.
Baca Juga: Selesai Dibangun, Jokowi Tower UNU Yogyakarta Bakal Diresmikan di Munas-Konbes NU
“Pihak label menyunting lirik yang saya buat. Saya masih ingat betul larik awalnya,” kata Ahmad Dhani ketika ngobrol santai di Boshe Cafe Yogyakarta Jumat (15/9/2023) malam.
Tiga larik yang lenyap dalam lirik 'Aspirasi Putih’ menyindir dua partai politik dan satu golongan di era itu. Ahmad Dhani ingat betul tiga larik yang ia tulis.
Pertama larik ‘Tak cukup ruang yang Berbintang’. Kedua, ‘dan merah menantang’ lalu ketiga ‘pohon-pohon yang rindang’. “Tahun itu berbeda sekali dengan hari ini sehingga labelnya ketakutan,” sambung Ahmad Dhani.
Baca Juga: Harga Gabah Naik, Bulog Pantau Panen Padi di Sukoharjo
‘Aspirasi Putih’ memang bukan satu-satunya lagu yang merepresentasikan kepekaan Ahmad Dhani terhadap situasi sosial dan politik tahun 90an. ‘Format Masa Depan’ dalam album bertajuk sama juga menyerap realita saat itu di mana anak-anak muda jengah dengan negara yang dikendalikan orang tua.
Liriknya tak kalah telengas meski tak sepopuler ‘Aspirasi Putih’.
Di luar Dewa 19, Ahmad Dhani tidak kehilangan nalar kritisnya ketika menulis lagu. Ia makin beringas di Ahmad Band. Salah satu lagu yang populer berjudul ‘Distorsi’.
Larik ‘yang muda mabuk yang tua korup’ kerap meraung di tiap konser. “Nah kalau lagu itu sebenarnya saya sindir Slank dan tampaknya berhasil karena sekarang mereka (Slank) jadi baik. Para koruptornya saja yang belum baik,” tutup Ahmad Dhani. (Desta)