Krjogja.com, SLEMAN – Memasuki perhelatannya yang ke 17, Festival musik Ngayogjazz akan kembali digelar pada Sabtu Pon, 18 November 2023 di Padukuhan Gancahan, Sidomulyo, Godean, Sleman, Yogyakarta.
Kepala Dispar Sleman, Ishadi Zayid mengatakan Ngayogjazz bukan hanya pertunjukan musik semata, namun juga mempunyai nilai ekonomi kreatif yang kuat.
"Ngayogjazz ini juga sebagai wadah bagi musisi lokal dan bertujuan mengenalkan musik jazz ke semua kalangan,”tutur Ishadi pada saat temu media di Mataram City (16/11/2023).
Baca Juga: Dirjen Imigrasi Kunjungi Kantor Yogyakarta, Beri Penguatan hingga Tinjau Layanan Publik
Gancahan sendiri merupakan desa dengan sejarah yang kuat, seni budaya yang beragam, dan kemampuan warganya untuk mengelola sampah desa secara mandiri.
Seperti diungkapkan oleh Carik Sidomulyo Wisnu Kumorojati, Sidomulyo mempunyai banyak potensi yang bisa dinikmati, mulai dari budayanya hingga wisata religi.
"Di dekat embung terdapat makam salah satu abdi dalem Mangkubumi yang biasa dikunjungi wisatawan, UMKM di desa ini juga cukup banyak baik dari kerajinan anyaman, topeng, dan pembuatan gamelan. Dengan digelarnya Ngayogjazz di Gancahan bisa mengangkat perekonomian desa tersebut," jelasnya.
Baca Juga: Risto Vidakovid Jadi Pelatih Baru PSS, Crasson jadi Asisten Lagi?
Tahun ini Ngayogjazz mengusung tagline Handarbeni Hangejazzi, diambil dan falsafah Jawa "Handarbeni Hangrungkebi" yang artinya merasa ikut memiliki dan bertanggung jawab untuk merawat dan menjaga.
Melalui tagline Handarbeni Hangejazzi, Ngayogjazz Mengajak kita untuk menumbuhkan rasa memiliki dan bertanggung jawab atas apa yang telah diberikan baik itu warisan budaya, alam, maupun keteraturan dalam kehidupan sosial.
Regenerasi musisi jazz terus dilakukan di Ngayogjazz. Sejak pertama diadakan, Ngayogjazz selalu berharap agar acara ini bisa menjadi wadah dan dukungan bagi talenta-talenta jazz muda.
Selain memberi panggung bagi musisi dan komunitas jazz, agenda yang selalu ada di setiap perhelatan Ngayogjazz adalah pertukaran ilmu dan pengalaman dalam workshop antar musisi bertajuk Reriungan.
Momen ini menjadi wadah untuk persemaian “bibit” musisi jazz, sehingga jazz akan selalu lestari dengan musisi-musisi berkualitas.