Krjogja.com - Setelah rehat cukup panjang, Suara Kayu akhirnya kembali melantunkan suara hatinya. Kali ini, bukan sekadar lagu patah hati atau jatuh cinta seperti biasanya—mereka hadir dengan “Analisaku”, sebuah lagu yang seperti menatap langsung ke mata (dan hati) para overthinker asmara.
Dalam dunia pop folk lokal yang semakin padat, Suara Kayu memilih jalur sunyi tapi tajam: mengulik sisi psikis dari cinta. “Analisaku” bukan lagu galau biasa. Ia lebih menyerupai ruang refleksi. Di situ, kegelisahan menjadi harmoni, dan keraguan diterjemahkan dalam bunyi-bunyi sederhana namun emosional.
Baca Juga: 'Calon Mantu Idaman' Meledak! Rombongan Bodonk Koplo x Ncum Bikin Spotify Joget Bareng
“Lagu ini tentang seseorang yang terlalu sering memikirkan hubungan sampai akhirnya justru tenggelam dalam pikirannya sendiri,” ujar Ingrid Tamara, vokalis dan pemain ukulele Suara Kayu. Bersama Dewangga di gitar, mereka menghadirkan nuansa yang seolah bisa berbicara langsung dengan pikiran yang sedang kusut.
Lewat kolaborasi dengan Rendy Pandugo sebagai produser, Suara Kayu berhasil memberi warna baru tanpa kehilangan suara khas mereka. Elemen folk yang hangat tetap ada, namun kini dibalut dengan produksi yang lebih matang dan atmosfer yang lebih kontemplatif.
“Pas brainstorming, kita mikir keras gimana caranya tetap jadi Suara Kayu, tapi bisa terdengar lebih fresh. Tantangannya lumayan berat karena ini rilisan perdana setelah setahun lebih nggak muncul,” ungkap Dewangga.
Baca Juga: Rekor! Mandiri Jogja Marathon 2025, 9.200 Pelari dan NDX AKA Ramaikan Prambanan
Secara musikal, “Analisaku” berdiri di perbatasan antara keheningan dan harapan. Nada-nadanya lembut tapi beresonansi kuat, dengan lirik-lirik yang raw dan jujur. Kalimat seperti:
“Apakah aku salah mencintai, atau hanya terlalu banyak berpikir?”
menjadi semacam mantra bagi mereka yang pernah tersesat dalam relung hati sendiri.
Kolaborasi penulisan lagu ini juga memperkaya spektrum emosinya. David Elsandro dan Recky Risanto ikut membentuk narasi yang terasa personal dan universal sekaligus.
Menemani rilis audio, Suara Kayu juga merilis visualizer yang senada dengan atmosfer lagunya. Dibuat minimalis, dengan warna-warna lembut dan elemen kabur, video ini seakan mewakili kebingungan, keraguan, dan pencarian arah dalam hubungan yang belum jelas.
“Kita pengen pendengar fokus ke rasa dari lagu ini. Makanya visualnya dibuat redup dan sederhana, biar mereka bisa menyatu dengan emosinya,” kata Ingrid.
“Analisaku” adalah pembuka yang menjanjikan dari perjalanan musik Suara Kayu di 2025. Setelah Banyak Canda Tapi Serius yang lebih ringan dan humoris, kini mereka menunjukkan kedewasaan musikal dan emosional.
Ini bukan cuma comeback—ini pernyataan. Bahwa musik bisa menjadi medium untuk mengurai benang kusut dalam pikiran, dan bahwa rasa cemas dalam cinta bukan hal yang harus disembunyikan.