Ketika irama mengalun lebih syahdu, penonton tak hanya merekam dengan ponsel. Banyak tangan terlihat terangkat, mengayun perlahan mengikuti irama, menciptakan gelombang lembut yang bergerak serempak di seluruh ruangan.
Pada lagu Untuk Sebuah Nama, Abdul Mu’ti kembali menyampaikan apresiasi dari atas panggung.
“Lagu-lagu ini menemani banyak orang tumbuh, termasuk saya. Terima kasih sudah membawakannya,” ujarnya.
Irfan, peserta seminar asal Wonosobo, mengaku moment itu terasa seperti ruang refleksi massal.
Baca Juga: BI DIY Tegaskan Pentingnya Inovasi Hadapi Dinamika Ekonomi Dunia
“Semula saya pikir ini agenda kedinasan biasa. Ternyata seperti pulang ke masa kecil. Banyak kenangan muncul, terutama ayah yang dulu sering menyanyi lagu-lagu Ebiet,” ucapnya.
Ia mengatakan momen ketika ribuan orang merekam sambil mengayunkan tangan menjadi salah satu pengalaman paling menyentuh dalam hidupnya. (Lim)