Dari yang sebelumnya hanya menerima pesanan kaos, kini Ongky bisa memproduksi sendiri jaket, wangki hingga hoodie zipper. Untuk menjaring konsumen, Ongky memanfaatkan jejaring sosial seperti Facebook dan Instagram untuk media promosinya.
Pesanan yang datang tak hanya dari lokal Yogya saja, beberapa perusahaan nasional bahkan luar pulau menjadi kustomer Ongky. Bahkan produksi Ongky ini juga dipercaya sebagai official merch dari tim sepak bola PSIM Yogyakarta.
Pengusaha muda ini terus melebarkan sayap bisnisnya dengan membuka outlet di bilangan Tugu Yogya yang diberi nama Distro Ndalem. Di tempat ini kaos-kaos bernuansa Yogya ia pamerkan untuk dijual bagi kalangan anak muda maupun siapa saja yang selalu merindukan Kota Gudeg ini.
Berbeda kaos-kaos bertemakan Yogya, Ongky tak mau begitu menonjolkan nama kota maupun ikon-ikon kondang yang ada. Ia justru mengemas tema desain dengan konsep lain agar orang bisa melihat Yogya dengan cara yang cerdas.
“Menyampaikan keindahan Yogya dalam sebuah kaos tak selamanya harus dengan tulisan maupun obyek wisata yang ada. Yogya bisa disampaikan dengan cara minimalis, misal siluet Tugu atau hal-hal kecil yang dalam suatu gambar tidak begitu diperhatikan. Dengan seperti itu justru orang akan mencari dimana letak Yogya dalam kaos tersebut,†jelas Ongky.
Ongky optimis bisnis konveksi yang digelutinya itu akan mampu bertahan ditengah banyaknya usaha serupa. Baginya tak ada hasil manis yang akan diperoleh tanpa adanya usaha dan perjuangan keras.
"Bisnis konveksi sampai kedepan masih bagus karena sandang, pangan dan papan merupakan kebutuhan pokok manusia. Selama manusia masih memerlukan sandang, maka usaha konveksi akan tetap hidup,†ujarnya. (Van)