Dalam pengamatanya selama ini, salah satu timbulnya perpecahan itu dikarenakan adanya ujaran kebencian. Oleh karena itu dirinya sependapat kalau ujaran kebencian itu harus dilarang, karena pada hakikatnya ujaran kebencian itu adalah kekerasan melalui ucapan yang bisa memancing emosi orang dan dapat membuat orang menjadi marah.Â
“Konflik sosial itu merupakan pertentangan antara kelompok-kelompok sosial dengan identitas seperti agama, suku, ras yang bermacam-macam di negara majemuk seperti Indonesia ini. Misalnya curiga mencurigai tentunya itu juga sudah merupakan bibit konflik, lalu terbentuk prasangka prasangka, kemudian meningkat menjadi intoleransi atau sikap tidak senang terhadap kelompok lain, lalu timbullah intoleransi melalui ujaran kebencian,†ujar Hamdi.Â
Menurut Hamdi, dengan tidak mau bertoleransi maka nantinya akan timbul tindakan-tindakan lain seperti persekusi, diskriminasi ataupun tindakan-tindakan lain seperti mulai menjarah atau melakukan kekerasan kekerasan fisik. “Kalau ini tidak terkendali tentunya akan menjadi konflik sosial. Hal ini tidak boleh dianggap enteng soal kekerasan verbal itu terhadap kelompok-kelompok identitas itu,†kata Hamdi Muluk.Â
Pria kelahiran Padang Panjang, 31 Maret 1966 ini melihat, dengan membawa soal identitas baik agama, suku, agama ataupun antar golongan ke dalam ranah politik, maka hal tersebut sama halnya dengan memancing konflik. Karena dalam sejarah konflik di dunia, politik yang membawa identitas agama dan suku itu tentunya akan sangat mematikan dan paling berbahaya.Â
“Kombinasi agama dan suku itu sungguh sangat berbahaya. Oleh karena itu politik yang bermartabat yang tidak akan memecah belah tentunya sebaiknya politik itu tidak membawa dua label itu, kalau mau dibilang bagus itu misalnya tidak ada partai berdasarkan suku atau partai berdasarkan agama,†ujarnya.Â
Kalaupun ada partai yang bernafaskan agama atau bernafaskan mengambil cita-cita luhur agama itu tentunya diperbolehkan. “Karena di semua agama tentunya nilai-nilainya juga sama, karena semua agama mengajarkan kebaikan, kedamaian, supaya hidup selamat di dunia dan akhirat itu semua agama sama mengajarkan hal seperti itu,†ujar pria yang juga Ketua Program Doktor Fakultas Psikologi UI ini.Â
Sejatinya menurutnya, urusan politik sebenarnya itu hanya soal urusan bagaimana kompetisi antar partai-partai politik itu dalam menjual gagasannya ke masyarakat baik gagasan, program, cita-cita, visi misi yang ditawarkan, yang mana itu berbeda antara partai satu dengan partai yang lain. Partai juga akan menawarkan orang yang dianggap mumpuni untuk menjalankan program tersebut baik di tingkat eksekutif yakni Presiden dan Wakil Presiden, Kepala Daerah dan juga Legislatif.yang akan menjalankan program tersebut. Dan hal tersebut memang sebenarnya sangat wajar supaya masyarakat punya pilihan.Â