Nulis Kok Cuma Kulitnya

Photo Author
- Sabtu, 15 Juli 2017 | 05:23 WIB

Alhasil, banyak dari mereka yang sekadar hanya mampu menulis buku kumpulan artikel. Buku ini saya sebut dengan istilah buku ‘butiran’. Adapun karya yang lebih serius saya sebut dengan istilah buku ‘tahapan’ yaitu buku yang mengandung metode atau pembahasan secara bertahap antarbagian atau antarbab. 

Memang tidak semua buku kumpulan artikel itu identik dengan “buku kacangan”. Beberapa buku kumpulan artikel justru menyajikan artikel yang sangat menarik sekaligus detail. Sebut saja contohnya karya-karya Malcolm Gladwell yang merupakan buku kumpulan esainya. Di Indonesia buku kumpulan esai karya Emha Ainun Nadjib dapat menjadi salah satu contoh buku kumpulan tulisan yang bermutu.

Intinya menulis serius itu tidak gampang, perlu waktu, konsentrasi, konsistensi, dan komitmen dari penulisnya. Komitmen untuk mencerdaskan pembaca adalah dengan cara mengeluarkan apa yang diketahui oleh penulis seluruhnya sehingga dengan cara itulah seorang penulis berkontribusi pada kemajuan bangsanya, bahkan umat manusia. 

Jadi, kalau hanya menulis sekadar “kulit”, lalu berharap orang rela mengeluarkan uang lagi agar mendapatkan “daging”nya, sungguh itu terlalu dan membuat penulis akan terlena. Tinggal tunggu saja akibatnya, penulis itu tidak akan pernah besar sebagai seorang penulis buku meskipun karyanya atau dia sendiri menganggapnya best seller. Meminjam geraman Bung Karno: Sontoloyo!

Baca Juga : 

Jaimnya Penulis Buku Ilmiah

Buku Menarik, Buku Baik

Menulis "Kebetulan" Berdalih Kebenaran

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: agung

Tags

Rekomendasi

Terkini

Lagi, Kilang Pertamina Luncurkan Produk Setara Euro 5

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:00 WIB

GKR Hemas Dukung Ulama Perempuan di Halaqoh KUPI

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:20 WIB

1.394 KK Ikut Penempatan Transmigrasi Nasional 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 10:30 WIB

Airlangga Hartarto Usulkan 29, 30, 31 Desember WFA

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:56 WIB
X