Krjogja.com - JAKARTA - Prevalensi mata juling (strabismus) secara global diperkirakan mencapai 1,93 persen, atau lebih dari 148 juta individu. Selain memberikan ketidaknyamanan secara psikologis kepada penyandangnya, strabismus juga bisa berpotensi memicu gangguan penglihatan lain, salah satunya, mata malas atau ambliopia.
Tak hanya memengaruhi produktivitas penderitanya, ambliopia bahkan dapat mengakibatkan gangguan fungsi penglihatan dengan berbagai derajat keparahan dan tingkat risiko mencapai 50-73 persen.
Untuk mengantisipasi risiko lanjutan ambliopia, JEC Eye Hospitals and Clinics kembali menggelar “Bakti Sosial Operasi Mata Juling JEC” dengan memberikan edukasi serta tindakan operasi mata juling gratis.
Baca Juga: Pecinta Bola Deklarasi Dukung Ganjar
Masyarakat masih melihat penyandang mata juling sebagai kelompok yang ‘berbeda’. Prasangka, kesalahpahaman, dan perlakuan negatif akibat stigma yang keliru turut meningkatkan tekanan psikologis yang mau tak mau sering penyandang strabismus hadapi. Bukan itu saja, gangguan penglihatan lanjutan, seperti ambliopia, juga bisa mengancam.
Sekitar 90 persen penderita ambliopia disebabkan oleh strabismus. Kurangnya pemahaman tentang ambliopia menjadi salah satu faktor yang menyebabkan kondisi ini tidak tepat tertangani. Ini berisiko gangguan fungsi penglihatan dengan berbagai derajat keparahan,” papar Dr. Gusti G. Suardana, SpM(K) selaku Dokter Subspesialis Konsultan Strabismus JEC Eye Hospitals & Clinics, sekaligus Ketua Servis Pediatric Ophthalmology and Strabismus JEC Eye Hospitals & Clinics, di Jakarta, Sabtu (14/10/2023).
Berdasarkan studi terbaru, prevalensi ambliopia global dilaporkan sekitar 1,75 persen. Ambliopia atau mata malas merupakan kondisi penurunan penglihatan pada salah satu mata akibat gangguan perkembangan fungsi penglihatan pada masa pertumbuhan.
Ambliopia yang dipicu oleh strabismus menyebabkan ketidakmampuan mata untuk bekerja sama secara sejajar.
Kondisi ini mengarah pada perbedaan dalam penglihatan mata kiri dan kanan. Dampaknya, ambliopia yang dipicu oleh strabismus dapat memengaruhi produktivitas penderitanya.
“Kami bertekad melanjutkan ‘Bakti Sosial Operasi Mata Juling JEC’ guna mengukuhkan kepedulian JEC dalam membantu masyarakat penyandang strabismus - terutama dari kalangan membutuhkan, agar bisa mendapatkan kembali kualitas hidup mereka," jelas Dr Referano Agustiawan, SpM(K), selaku Direktur Utama RS Mata JEC Menteng.
Baca Juga: Babinsa Koramil Waropen Bawah Jaga Ketahanan Pangan Petani Kampung Daimboa
Inisiatif bakti sosial ini mendapatkan dukungan penuh dari jajaran komisaris, direksi dan karyawan JEC Eye Hospitals & Clinics. Salah satunya dari Dr. Darwan M. Purba, SpM(K) selaku Co-Founder PT NSD/JEC Eye Hospitals and Clinics yang tahun lalu mendonasikan Rp 150 juta untuk kebutuhan tahap pemeriksaan, tindakan operasi hingga pemulihan. Beberapa pihak di luar internal JEC Eye Hospitals and Clinics ikut memberikan respon positif.
Dr. Julie Dewi Barliana, SpM(K), M. Biomed, selaku Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI) DKI Jakarta Raya memberikan tanggapan.
“Kami mengapresiasi langkah bersejarah JEC yang telah mempelopori 'Bakti Sosial Operasi Mata Juling JEC'. Inisiatif seperti ini tidak hanya menunjukkan kepedulian terhadap pasien strabismus, tetapi juga membangkitkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan mata," katanya.