Krjogja.com - JAKARTA – “Kolaborasi” adalah kata kunci bagi setiap kerja-kerja Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) untuk memperjuangkan isu pencegahan kekerasan terhadap perempuan, isu kesetaraan gender serta isu-isu perempuan dan anak lainnya di Indonesia.
Kelompok relawan muda adalah salah satu komunitas yang digandeng oleh KemenPPPA untuk dapat terlibat dalam edukasi pencegahan kekerasan dengan menggunakan berbagai media termasuk platform digital.
Rangkaian 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan tahun ini lebih menekankan pada komitmen bersama dari semua pihak bahwa penanganan kekerasan terhadap perempuan harus dilakukan bersama-sama secara serentak.
Baca Juga: IPHI DIY Bagi-bagi KTA Gratis, Apa Manfaatnya?
Selain dengan pemerintah daerah, NGo dan stake holder lainnya kami juga banyak dibantu oleh para relawan, baik mereka bergerak secara kelompok atau relawan individu.
"Para relawan sudah membuktikan dirinya bahwa hanya dengan menggunakan gadget, mereka bisa ikut aktif melakukan kampanye dan edukasi pencegahan kekerasan. Setiap orang bisa menjadi relawan,” ujar Ratna Susianawati, Deputi Bidang Perlindungan Hak Perempuan Kemen PPPA.
Hal ini dikatakan pada Talkshow dan Nonton Film Bersama dalam Aksi Pencegahan Kekerasan yang dilangsungkan di Galeri Radio Republik Indonesia di Jakarta, pada Sabtu (09/12/2023).
Baca Juga: RABU Rilis 'Hilangnya Kehangatan' Menyelami Mistik yang Jauh Lebih Gelap dari Renjana
Hasil penelitian Charities Aid Foundation (CAF) pada 2021 lalu mengungkapkan bahwa tingkat kerelaan di Indonesia tiga kali lipat lebih besar dibanding rata-rata tingkat kerelawanan dunia. Ratna optimis akan muncul relawan-relawan baru di kalangan generasi muda.
“Kami optimis akan muncul relawan-relawan baru khususnya generasi muda untuk membantu edukasi pencegahan kekerasan dan eksploitasi terhadap perempuan. Hasil penelitian Charities Aid Foundation (CAF) menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat di Indonesia itu sangat besar," tegasnya.
Para relawan yang tergabung dalam banyak komunitas dan individu telah memberikan kontribusi besar. Dalam talkshow ini dikenalkan pula pengetahuan baru melindungi diri sendiri terlebih dahulu dari kekerasan berbasis gender di dunia maya dan bagaimana pengetahuan ini bisa ditularkan ke sekeliling kita.
Baca Juga: Badan Bahasa Tetapkan ‘Kecerdasan Buatan’ Sebagai Kata Tahun 2023
"Kesukarelaan penting untuk dipupuk sejak dini melalui pengembangan pola pikir,” imbuhnya.
Ratna mengakui perjuangan untuk perempuan di Indonesia masih sangat panjang karena kuatnya relasi kuasa dan budaya patriarkhi masih mengakar kuat di masyarakat.