KRJogja.com - JAKARTA - Bahan makanan dan waktu pengantaran menjadi fokus evaluasi di Program Makan Bergizi Gratis. Demikian Juru Bicara Kepresidenan, Adita Irawati, di Jakarta, Selasa (7/1/2025).
Pemerintah pusat telah menjalankan progran makan bergizi gratis untuk siswa, ibu hamil dan menyusui sejak Senin (6/1/2025) kemarin.
Baca Juga: Jalankan Program Prioritas Prabowo - Gibran, Dapoer Ibu Gelar Makan Bergizi Gratis 2.000 Porsi
Juru Bicara Kepresidenan, Adita Irawati menyatakan sudah ada beberapa bahan evaluasi dalam progam pembagian makan bergizi gratis (MBG) di 191 titik.
Mengenai soal pemenuhan atau pemilihan menu yang dibagikan kepada para penerima manfaat program tersebut.
Kedua pemilihan bahan makanan, dan juga waktu pengantaran itu akan menjadi evaluasi," tegas Adita.
Baca Juga: SLB/A Yaketunis Yogya Resmikan Gedung Baru 'Hj Sutini Suprapto', Dukung Pendidikan Disabilitas Netra
Pemerintah pusat setiap hari melakukan evaluasi terkait dengan program MBG yang sedang dijalankan.
Ia mengaku, Badan Gizi Nasional selalu berkoordinasi dengan titik-titik Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang ada di seluruh Indonesia.
"Kalau mengenai menu, satu hal yang menjadi rujukan adalah kecukupan gizinya, angka kecukupan gizi, dimana disitu juga harus ada komponen-komponen gizi yang terpenuhi," tegasnya.
Oleh karena itu, meski ada beberapa kesamaan menu dengan hari sebelumnya, itu dinilai Adita demi mememuhi gizi.
Ia mengaku, jika siswa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) harus memenuhi 300-400 kalori.
Sementara untuk siswa SD harus mengandung 500-600 kalori dan akan terus bertambah mengikuti jenjang usia.
"Jadi jenis makanannya mungkin sama, tetapi porsinya kita lihat tadi pun berbeda ya, kami tadi meninjau langsung, nasi di PAUD tadi memang mungkin hanya separuh dari apa yang diberikan untuk adik-adik yang di SD ini," ungkapnya.