Ketua Panitia PON Bela Diri Kudus 2025, Ryan Gozali, menyebut atmosfer kompetisi kian menegangkan.
“Persaingan menuju juara umum benar-benar panas. Masih ada peluang bagi tiga provinsi teratas, tergantung hasil akhir Wushu besok,” ujarnya dalam konferensi pers di Djarum Arena, Kaliputu Kudus.
Dari arena Wushu, kontingen Jawa Timur menunjukkan dominasi luar biasa.
Hingga Sabtu sore, Jatim mengoleksi delapan medali emas, berkat penampilan gemilang Muhammad Daffa “Golden Boy” Hidayatullah dan Jennifer Tjahyadi yang masing-masing menyumbang dua emas dari nomor taolu.
“Dukungan tim membuat saya bisa tampil maksimal. Kami ingin tetap fokus hingga laga terakhir,” terang Daffa.
Ketua Pengprov Wushu Jatim, HM Ali Affandi La Nyalla Mahmud Mattalitti, mengapresiasi pencapaian anak asuhnya namun mengingatkan agar tetap rendah hati.
“Target delapan emas sudah tercapai, tapi kami masih punya peluang di lima nomor lagi. Bermainlah lepas, tanpa tekanan,” pesannya.
Persaingan panas juga terlihat di cabang Karate.
Atlet Jabar, Huggies Yustisio, sukses mempertahankan gelarnya di nomor kumite +84 kg putra, setelah menang tipis 5–4 atas Getta Shafada Aryadilana dari Jateng.
Kemenangan ini memastikan Jabar tetap menempel ketat DKI di klasemen sementara.
Legenda Karate Indonesia, Umar Syarief, yang hadir langsung di Djarum Arena, menilai PON Bela Diri Kudus 2025 sebagai langkah besar bagi olahraga bela diri nasional.
“Kompetisi berkelanjutan seperti ini adalah kunci melahirkan juara sejati. Dari sini lahir atlet-atlet masa depan,” tegas peraih perak Asian Games 2010 itu.
Dari hasil keseluruhan cabang Karate, DKI Jakarta memimpin dengan tiga emas, satu perak, dan dua perunggu.
Disusul Jawa Barat dengan dua emas, dua perak, dan tiga perunggu, serta Sulawesi Selatan dengan dua emas dan empat medali lainnya.
Tak hanya Karate, cabang Ju-jitsu juga menempatkan Jawa Timur di posisi puncak perolehan akhir, dengan total delapan medali (5 emas, 2 perak, 1 perunggu).