Ketika seluruh kegiatan perkuliah UGM mulai di kampus baru kompleks Bulaksumur, Sleman, Yogyakarta pada 1981, Sri Sultan HB IX bersama putranya, KGPH Mangkubumi (Sri Sultan HB X saat ini) mendidikan UWM pada 7 Oktober 1982, dengan pusat kegiatan sampai saat ini di Mangkubumen, Yogyakarta.
Visi almarhum ketika mendirikan UWM berorientasi pada pusat pendidikan kepemimpinan yang bekarakter budaya dan peduli lingkungan.
“UWM diharapkan mampu menghasilkan sarjana, calon pemimpin bangsa yang memegang prinsip hamemayu hayuning bawana, berwatak ksatria, menghayati dan meaksanakan nilai-nilai moral sawiji yaitu teguh atau istiqomah, greget atau semangat, sengguh ora mingkuh atau rendah hati dan bertanggung jawab,†kata Edy Suandi Hamid.
Tema Dies ke-39 ini adalah "Hamemayu Hayuning Widya Mataram", atau tekad universitas ini ikut memelihara dan memperindah jagad raya ini dengan mengedukasi publik dan melahirkan insan berkualitas.
Dalam proses mencapai idealism tersebut, menurut Edy, para pejuang pendidikan di universitas ini jangan pernah merasa lelah, apalagi menyerah dalam mewujudkan cita-cita almarhum HB IX, menghadirkan kampus sebagai laboratorium pendidikan berkebudayaan.
Selain itu, pencapaian usia ke-39 kampus ini harus menjadi titik tolak menuju kemajuan universitas yang dicapai melalui proses bekerja keras dan bekerjasama antarcivitas akademika.
“Kita semua untuk saling membantu dalam kondisi apapun agar tercipta kesejahteraan dan kemaslahatan bersama,†ujar Edy. (*)