JAKARTA, KRJOGJA.com - Untuk guru vokasi pemerintah (Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Diksi) terus meningkatkan kompetensi guru vokasi melalui kegiatan upskilling dan reskilling.
Demikian disampaika Pelaksana tugas Direktur Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha Dunia Industri (Mitras DUDI) Kemendikbudristek, Saryadi Guyatno ,pada webinar pembukaan upskilling dan reskilling BBPPMPV Bisnis dan Pariwisata, Senin (30/8/2021) malam.
Dengan adanya upskilling dan reskilling diharapkan para guru vokasi, terutama guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dapat memiliki kompetensi profesional sesuai dengan dinamika dan perubahan yang ada di dunia kerja.
Menurut Saryadi, kemajuan teknologi juga menuntut para pendidik harus dapat bersiap dengan perubahan kompetensi yang berlangsung sangat cepat tersebut.
"Teknologi juga memiliki pengaruh pada tuntutan kompetensi yang dibutuhkan saat ini. Tentunya kita harus siap dengan perubahan kompetensi yang berlangsung sangat cepat tersebut,†kata Saryadi.
Oleh karena itulah, lanjut Saryadi, Kemendikbudristek merancang upskilling dan reskilling, yakni menggabungkan peningkatan kemampuan teknis dan nonteknis dengan berdasarkan pada standar kompetensi di dunia usaha dan industri (DUDI).
"Hal itu guna meningkatkan sisi pengetahuan serta keterampilan para pendidik," ujar Saryadi.
Saryadi berharap dengan adanya upskilling dan reskilling tersebut, para pendidik atau khususnya guru SMK terbiasa dengan iklim dan budaya kerja di dunia usaha dan dunia industri, serta dapat mengimbaskannya pada guru dan instruktur lainnya.
“Bagi guru SMK juga dapat meningkatkan kualitas, metode, proses belajar mengajar, serta hasil pembelajaran kejuruan berbasis kurikulum paradigma baru,†ungkap Saryadi.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bisnis dan Pariwisata, Sabli mengatakan, kegiatan upskilling dan reskilling, guna meningkatkan profesionalisme guru SMK melalui kerjasama yang selaras yang sesuai dengan perkembangan kompetensi teknis, kompetensi kejuruan dan kompetensi kerja pada dunia industri, dunia usaha dan dunia kerja.
"Hal itu guna mendukung pelaksanaan tugas profesinya berdasarkan kebutuhan dunia usaha, dunia industri dan dunia kerja serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi," kata Sabli.
Adapun,kegiatan upskilling dan reskilling bidang bisnis dan pariwisata itu, lanjut Sabli, diikuti oleh sebanyak 562 peserta.