Upaya mengakselerasi capaian target organisasi, menurut Praptono perlu dilandasi dengan rasa nyaman, gembira, dan ihlas dalam bekerja. “Suasana bekerja yang demikian dapat diwujudkan apabila sesama elemen organisasi memiliki empati,“ katanya.
Praptono memberi gambaran, apabila ingin guru guru dapat berkontribusi terbaik dengan murid, maka BBPMP/BPMP haruslah berempati menempatkan diri sebagaimana seorang guru. Melalui empati, menurut Praptono dapat menumbuhkan kepekaan dalam bekerja.
Kepada para pimpinan BBPMP/BPMP, Praptono mengajak untuk berempati dengan semua elemen di lembaganya.
“Berikanlah bimbingan para staf agar mampu melaksanakan tugas dengan baik, maka akan ada timbal balik mereka berempati dengan pimpinannya,“ pesannya.
Baca Juga: PSS Dijamu Persebaya di GBT, Kim Kurniawan: Kami Akan Menikmati Bertanding untuk Menang
Perencanaan Berbasis Data (PBD) harapannya digunakan dalam pengelolaan sekolah, maka menjadi tugas BBPMP/BPMP berempati untuk memastikan bahwa sekolah sudah mampu menggunakan data yang ada, serta mampu mengolah dan menganalisisnya.
“Kita harus mengerti kesulitan satuan pendidikan, sehingga dengan empati kita melakukan advokasi untuk membantu mereka,“ himbaunya.
BBPMP/BPMP menurut Praptono memiliki keterbatasan terhadap semua dengan beban kerja yang harus dituntaskan, maka diingatkannya untuk saling menopang dan menguatkan dengan melakukan kolaborasi.
“Semangat kolaborasi bisa jalan apabila kita tidak terkotak kotak dengan ego sektoral, semua harus jalan bareng sesuai potensi masing-masing untuk saling melengkapi,“ tandasnya.
Baca Juga: Di Tengah Kebangkrutan, Karyawan Pabrik Tekstil Akhirnya Terima JHT Rp8 Miliar
Melalui empati dan kolaborasi yang dibangun, akan menghasilkan sinergi yang baik. Praptono mengingatkan bahwa supervisi, pendampingan, dan penjaminan mutu adalah tugas BBPMP/BPMP, bukan tugas BBGP/BGP.
Namun demikian apabila dalam aktivitas supervisi, dalam kegiatan komunitas belajar rupanya teridentifikasi kelemahan guru lemah dalam perancangan media belajar, maka Praptono mengingatkan agar BBPMP/BPMP tidak tergiur melatih sendiri para gurunya.
“Temuan seperti itu silakan disampaikan ke BBGP/BGP untuk melatihnya,“ tegasnya.
Baca Juga: Ribuan Warga Antusias Ikuti Kirab Budaya Bedoro
Setelah para guru dilatih oleh BBGP/BGP, maka yang melihat dampaknya adalah BBPMP/BPMP. “Maka anggaran BBPMP/BPMP didorong untuk banyak melakukan pendampingan,“ pesannya.