Krjogja.com - SLEMAN – Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) DIY melaksanakan kegiatan Advokasi Pemanfaatan Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif pada Kamis (19/9), di Hotel Loman Park, Sleman, Yogyakarta.
Acara ini dihadiri unsur pejabat Dinas Pendidikan Provinsi, Kabupaten/Kota di DIY, Koordinator Pengawas, serta perwakilan dari Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) dan Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS).
Kegiatan ini untuk mendorong terwujudnya tiga target utama dalam Pendidikan Berjenjang melalui Program Pendidikan Inklusif.
Target tersebut mencakup penerapan pendidikan berjenjang, peningkatan kapasitas pendidik, dan pembentukan Unit Layanan Disabilitas (ULD).
Baca Juga: BNN Jateng Canangkan Kawasan Wisata Bersinar di The Lawu Group
Ketua Panitia, Mahmudin, dalam laporannya menyampaikan pentingnya program pendidikan berjenjang sebagai layanan yang ditujukan terutama kepada satuan pendidikan dengan peserta didik penyandang disabilitas (PDPD) melalui Platform Merdeka Mengajar (PMM).
Mahmudin menyatakan perlunya perubahan paradigma dan kesiapan hati dari para guru dalam menghadapi peserta didik dengan berbagai latar belakang kemampuan, termasuk penyandang disabilitas.
Kegiatan ini dibuka oleh Kasubbag Umum BPMP DIY, Retno Wijayanti. Retno dalam sambutannya menjelaskan pendidikan berjenjang dapat memberikan landasan bagi guru untuk mengembangkan kemampuan menangani peserta didik penyandang disabilitas, mulai dari tingkat dasar hingga tingkat mahir.
"Diharapkan para guru dapat meningkatkan keterampilan mereka dalam pendidikan inklusif, sehingga semua peserta didik mendapatkan layanan pendidikan yang setara," ungkapnya.
Baca Juga: Adnan BAihaqi Asal Brebes, 21 Bulan Khatam Al-Quran 20 Juz
Pada sesi pertama, narasumber Marike Nawang Palupi, menyampaikan materi tentang gambaran umum dan capaian pendidikan inklusif di Provinsi DIY.
Marike memaparkan data terkini tentang sekolah-sekolah di DIY yang telah mengakses pendidikan berjenjang melalui PMM. Data tersebut diharapkan dapat memotivasi dinas pendidikan setempat untuk mendorong lebih banyak satuan pendidikan memanfaatkan program ini.
Sebagai narasumber kedua, Tita Sri Haryani, memaparkan detail pelaksanaan pendidikan inklusif berjenjang, mulai dari tingkat dasar, tingkat lanjut, hingga tingkat mahir.
Sesi diskusi yang interaktif mengundang banyak pertanyaan dan sharing session dari para peserta yang menyoroti tantangan dan peluang dalam mengimplementasikan pendidikan inklusif di satuan pendidikan masing-masing.
Baca Juga: Pulih Diserang Hacker Korea Utara, INDODAX Catat Volume Transaksi Melebihi Setengah Triliun