Baca Juga: Warga Kaget, Banyak Karangan Bunga 'Tagihan Utang' untuk Toko Penjual Beras di Godean
Knowledge Summit ini menyoroti penelitian yang dipimpin oleh pemuda dalam empat kategori, masing-masing menangani tantangan mendesak dan menawarkan solusi inovatif.
1. Peningkatan Kesehatan Mental
Pemuda secara langsung terpengaruh oleh pemahaman terkait kesehatan mental yang ada dimasyarakat, dan program YAR-TSRA menyediakan platform penting bagi mereka untuk berkontribusi pada perumusan kebijakan terkait isu ini. Peserta YAR-TSRA secara kritis menerapkan perspektif ini pada konteks lokal dengan isu-isu kesehatan mental seperti depresi pasca-melahirkan di Posyandu dan dinamika hubungan yang tidak sehat (toxic relationship) di kalangan remaja. Semangat mereka untuk menghilangkan stigma terlihat jelas dalam proyek penelitian YAR-TSRA, di mana mereka secara universal mendorong dukungan kesehatan mental yang lebih baik.
2. Masa Depan Digital yang Setara
Transformasi digital yang cepat tidak hanya meningkatkan efisiensi dan menciptakan peluang baru, tetapi juga memperlebar kesenjangan. Di Indonesia, literasi digital masih menjadi tantangan signifikan bagi komunitas marjinal, terutama bagi UMKM. Kelompok YAR-TSRA mengkaji celah ini dan mengusulkan solusi praktis untuk menciptakan ekosistem digital yang lebih inklusif di Indonesia.
3. Pendidikan Inklusif Transformatif
Pendidikan adalah jalur kehidupan bagi komunitas yang terpinggirkan, namun ketidaksetaraan sistemik sering kali menghambat akses yang inklusif. Melalui penelitian, peserta YAR-TSRA mengusulkan solusi kreatif untuk meningkatkan akses pendidikan di seluruh Nusantara. Mereka menganalisis isu-isu sosial yang krusial, salah satunya meliputi penerapan pendidikan holistik untuk melibatkan siswa Papua yang terpinggirkan di Bogor. Hasil kerja mereka menyoroti potensi transformatif pendidikan inklusif untuk memberdayakan komunitas yang kurang terlayani.
4. Solusi Iklim Inovatif
Perubahan iklim adalah ancaman nyata—merupakan krisis mendesak yang memengaruhi kehidupan dan mata pencaharian saat ini. Salah satu isu paling krusial adalah mendorong penerapan solusi inovatif terhadap perubahan iklim. Mulai dari penggunaan residu biodigester sebagai pupuk di Jatinangor hingga penanganan emisi UMKM di Yogyakarta, penelitian tahun ini menggarisbawahi pentingnya solusi lokal dalam menghadapi tantangan global. Penelitian mahasiswa ini memberikan wawasan praktis tentang praktik berkelanjutan yang melindungi komunitas sekaligus menjaga kelestarian planet.Penelitian yang dipimpin oleh pemuda sangat penting untuk menciptakan riset ilmiah yang inklusif, mencerminkan beragam perspektif dan pengalaman kaum muda. Pendekatan ini juga menawarkan cara baru yang dapat membentuk kebijakan dan legislasi berbasis bukti, memastikan suara kaum muda didengar dalam proses pengambilan keputusan. UNESCO dan Tanoto Foundation dengan bangga mengumumkan selesainya program YAR-TSRA tahun kedua di Indonesia, yang berhasil mengangkat suara pemuda Indonesia dalam penelitian dan pembuatan kebijakan.(Ati)