KRjogja.com - JAKARTA - Instruksi Presiden no 8 tahun 2025 terkait optimalisasi pengentasan kemiskinan ekstrem telah diterbitkan. Kementerian Sosial (Kemensos) bersama Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) kini tengah mematangkan proses rekrutmen guru dan peserta didik serta kurikulum sekolah rakyat yang akan segera dibuka pada tahun ajaran baru 2025-2026.
“Inpres No 8 tahun 2025 sudah keluar, yang menjadi pedoman kita. Dan didalamnya tugas-tugas dari Kemendikdasmen maupun Kemensos juga sudah jelas,” kata Mensos Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dikutip dari laman resmi Kemensos, Rabu (9/4/2025).
Gus Ipul juga mengatakan kehadirannya kali ini sekaligus mendetilkan apa saja yang menjadi tugas dari Kemensos maupun Kemendikdasmen termasuk dalam proses rekrutmen guru, kurikulum dan peserta didik. Dalam proses rekrutmen guru akan melalui kontrak kerja individu.
Baca Juga: Membahayakan Keamanan, Perlintasan Kereta Api Tanpa Pengaman Dikeluhkan Masyarakat
“Guru yang dikontrak tidak terikat ASN, dan memang dikontrak untuk mengajar disitu (Sekolah Rakyat),” kata Menteri Dikdasmen Abdul Mu’ti dikutip dari laman resmi Kemensos.
Abdul Mu’ti juga menambahkan bahwa kualifikasi guru yang telah lulus PPG akan dimintakan kualifikasi.
“Yang pertama ia harus fulltime, harus disitu, dan harus disampaikan diawal,” katanya.
Baca Juga: Perang Dagang Semakin Panas! AS Naikkan Tarif Impor ke China jadi 104 Persen
“Guru-guru ini juga nantinya akan bisa mengajar lebih dari 1 mata pelajaran,” lanjutnya.
Terkait Kepala Sekolah, menurutnya dapat diputuskan tergantung jumlah muridnya. Bisa disatu lokasi hanya memiliki 1 kepala sekolah yang diisi dengan tiga jenjang SD, SMP, SMA.
“Untuk BNBA dari Guru yang akan menjadi tenaga pendidik, akan diserahkan pada 24 April,” kata dia.
Abdul Mu’ti juga mengatakan kurikulum yang akan digunakan pada Sekolah Rakyat yaitu individual approach atau pemetaan peserta didik di awal.
“Sekolah Rakyat akan dikembangkan berbeda dengan sekolah biasa. Siswa bisa masuk kapan saja tanpa mengikuti tahun ajaran, multi entry multi exit,” kata Abdul.
Baca Juga: Kenapa Kebanyakan Tidur Malah Bikin Pusing?
“Multi entry multi exit jangan dimaknai bisa keluar kapan saja. Namun bisa masuk kapan saja dan mencapai capaian pembelajaran kapan saja. Tidak harus semua siswa disamakan. Yang penting adalah mereka bisa belajar dan karakternya terbentuk melalui asrama,” kata Abdul.