Kang Dedi Mulyadi Mengusik Arwah Wisata Pendidikan

Photo Author
- Rabu, 16 April 2025 | 11:24 WIB
Yudha Kurniawan (ASN Kemdikdasmen, bertugas di BPMP DIY (Dok. Pribadi)
Yudha Kurniawan (ASN Kemdikdasmen, bertugas di BPMP DIY (Dok. Pribadi)

KANG DEDI MULYADI di awal menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat telah melarang sekolah di wilayahnya melaksanakan studi wisata ke luar provinsi. Gubernur Dedi tak segan mencopot kepala sekolah yang kedapatan nekad melanjutkan rencana studi wisatanya.

Saya tidak anti dengan kegiatan studi wisata, karena anak-anak kita perlu dilengkapi pengalaman indah bepergian dengan teman-teman sekolahnya. Namun demikian, langkah Kang Dedi melarang sekolah-sekolahnya studi wisata ke luar provinsi hendaknya menjadi bahan bercermin berbagai pemangku kepentingan pendidikan dan pariwisata.

Sekolah harus benahi studi wisatanya

Tidak hanya di Jawa Barat, sebaiknya langkah Kang Dedi Mulyadi menjadi tengara bagi sekolah-sekolah di seluruh Indonesia untuk mengevaluasi studi wisata yang pernah mereka laksanakan selama ini. Saya melihat Kang Dedi sebagai pemimpin tertinggi sebuah entitas sector publik yang besar yaitu Pemprov Jawa Barat.

Maka menjadi tugasnya memastikan kegiatan yang dilaksanakan oleh semua entitas sector publik di bawah naungan Provinsi Jawa Barat, dapat berdaya guna dan berhasil guna optimal. Sekolah adalah bagian dari entitas sector publik yang mengelola dana baik dari negara maupun masyarakat.

Maka wajar saja, Gubernur Dedi mencermati sekolah negeri khususnya SMA dan SMK, untuk memastikan setiap kegiatannya dapat memanfaatkan setiap rupiah pengorbanan negara dan masyarakat bermanfaat mendukung tujuan pendidikan. Pertanyaannya, apakah selama ini studi wisata telah dimanfaatkan sebagai sarana optimal untuk menambah wawasan yang bermanfaat bagi siswanya?

Studi wisata pada dasarnya bukan hal buruk, maka langkah Kang Dedi di Jawa Barat hendaknya memantik semua sekolah di Indonesia untuk mengemas kegiatan ini agar sarat dengan makna pendidikan untuk siswanya. Sekolah perlu memastikan bahwa konsep studi wisatanya bukan sekedar piknik yang dibungkus kegiatan outing class.

Maka sebelum menentukan tujuan studi wisata, hendaknya sekolah sudah mengolah tema dan muatan pendidikan yang hendak diperoleh dalam pengalaman perjalanan siswanya. Kita tidak perlu alergi dengan studi wisata, toh dengan perencanaan yang matang siswa dapat terinspirasi dari wawasan dan pengalamannya mengunjungi berbagai objek yang sesuai tema.

Maka sekolah tidak boleh sekedar manut-manut saja dengan paket wisata yang disodorkan oleh biro perjalanan wisata, karena belum tentu cocok untuk menambah wawasan siswanya. Tuntutan dari sekolah sebagai konsumen potensial, tentu akan diperhatikan oleh para pelaku usaha perjalanan wisata.

Memantik dinamika layanan jasa wisata pendidikan

Selain sekolah, Kang Dedi sebenarnya memberi cambuk kepada biro perjalanan di Indonesia agar berlomba mengemas paket-paket perjalanan wisata pendidikan. Tentu ini terjadi apabila sekolah-sekolah membenahi studi wisata mereka, sebagai respon positif pesan Kang Dedi Mulyadi.

Berbagai alternatif pilihan kunjungan, dapat disajikan oleh biro perjalanan untuk membantu sekolah menyelaraskan dengan tema dan muatan pendidikan dalam studi wisatanya. Tentu bukan sekedar menyajikan paket tujuan wisata pendidikan, biro perjalanan perlu meningkatkan layanan kepada sekolah dengan tour leader yang kompeten.

Peran tour leader hendaknya tidak sekedar mengurus hal teknis semacam mengelola perjalanan, mengatur persinggahan untuk makan, bayar tiket objek wisata. Tour leader wisata pendidikan hendaknya memiliki wawasan mengenai objek pendidikan yang dikunjungi, kendati di tempat tujuan mungkin juga telah disediakan pemandu.

Perjalanan akan semakin menarik, apabila tour leader-nya mampu berbagi informasi penting mengenai tempat-tempat yang dilewati selama perjalanan. Perlu dipahami, siswa yang mengikuti studi wisata belum tentu anak dari keluarga kaya yang biasa touring ke luar kota.

Banyak di antara mereka yang mungkin baru sekali melintas di jalur itu, maka tour leader yang hebat harus mampu menambah wawasan siswa dengan keterangan-keterangan penting selama perjalanan. Maka pelaku usaha perjalanan wisata pendidikan perlu meningkatkan kompetensi tour leader-nya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Widyo Suprayogi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Perlu 7 Pilar Fondasi Sistematik Kinerja Aset

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:20 WIB

Lagi, Dr Sihabul Millah Pimpin IIQ An Nur Yogyakarta

Sabtu, 20 Desember 2025 | 20:30 WIB

Menemukan Rumah Kedua di Sekolah Rakyat

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:10 WIB
X