KRjogja.com - JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno menegaskan, Bahasa Isyarat akan didorong untuk masuk ke dalam kurikulum pendidikan nasional.
Oleh karena itu Pemerintah berkomitmen memperkuat inklusivitas bagi penyandang disabilitas melalui pengembangan Bahasa Isyarat.
Demikian diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno, kepada wartawan, Selasa (26/8/2025).
Baca Juga: BRI Raih Penghargaan di Kehati ESG Award 2025, Bukti Nyata Komitmen Keuangan Berkelanjutan
Menurut Pratikno, penguasaan Bahasa Isyarat tidak hanya penting bagi penyandang tuli, tetapi juga masyarakat umum agar komunikasi dapat terjalin dua arah.
"Selain itu untuk calon guru nantinya diwajibkan menguasai Bahasa Isyarat, demikian pula para pelayan publik. Dengan begitu, tidak ada satu pun warga negara, termasuk penyandang disabilitas, yang tereksklusi dari komunikasi, pengetahuan, maupun layanan publik," ujarnya.
Baca Juga: Buntut Demo Rusuh Depan Gedung DPR, Komdigi Bakal Panggil TikTok dan Meta
Program ini merupakan bagian dari inisiatif Semua Setara, yang bertujuan memastikan penyandang disabilitas mendapatkan hak yang sama dalam pendidikan maupun layanan publik. Kegiatan tersebut juga melibatkan Komisi Nasional Disabilitas serta dukungan dari pihak swasta.
Lebih lanjut Pratikno menambahkan, ke depan pemerintah mendorong adanya kesepahaman nasional mengenai arah pengembangan Bahasa Isyarat, sekaligus menyiapkan tenaga pendidik agar mampu mengajarkannya di sekolah.
Baca Juga: Harga Pakan Ayam Melonjak, Peternak di Solo Mandi Jagung
"Harapannya, Bahasa Isyarat bisa menjadi jembatan komunikasi, sehingga penyandang tuli tidak lagi terpinggirkan dari kehidupan sosial," jelas Menko PMK. (Ati)