Krjogja.com - SLEMAN - Upaya menumbuhkan minat baca sejak dini terus digelorakan oleh SDN Kepuharjo melalui program Pojok Baca. Program ini menjadi wadah bagi siswa, khususnya kelas 1, untuk belajar mencintai buku dengan cara yang menyenangkan.
Hal itu disampaikan Guru kelas 1, Ari Nur Litawati, kepada Tim Pubkom BPMP DIY, Selasa (21/10/2025) di ruang kerjanya.
Ari menuturkan bahwa anak-anak usia awal sekolah perlu dipancing agar tertarik membaca. Karena itu, sekolah menghadirkan pojok baca yang menarik, lengkap dengan buku-buku sesuai usia mereka.
“Setiap pembelajaran kami sisipkan kegiatan membaca, untuk menumbuhkan semangat membaca dan meningkatkan kemampuan literasi siswa,” ujarnya.
Baca Juga: Rerata Usia Lima Pencetak Gol Chelsea vs Ajax Seumuran Mahasiswa Semester Empat
Hasilnya cukup menggembirakan. Dalam tahun ajaran 2025–2026, siswa yang sebelumnya hanya melihat gambar kini mampu menuntaskan satu buku dalam seminggu.
“Anak-anak sangat antusias. Bahkan ada orang tua yang ikut berpartisipasi dengan menitipkan buku untuk dibaca anak-anak di sekolah,” tambah Ari.
Keterlibatan orang tua menjadi nilai tambah tersendiri. Mereka saling berbagi buku agar bisa dibaca bersama di sekolah.
“Ketika anak sudah suka dengan buku, itu sudah menjadi indikator keberhasilan literasi. Apalagi didukung penuh oleh orang tua,” jelasnya.
Baca Juga: Sempat Ditahan karena Utang Kontraktor, Password Payung Raksasa Masjid Agung Akhirnya Diserahkan
Program pojok baca terbukti berdampak positif terhadap proses pembelajaran, terutama pelajaran Bahasa Indonesia. “Anak-anak yang semula belum lancar membaca, kini semakin percaya diri setelah tiga bulan mengikuti kegiatan di kelas 1,” terang Ari.
Tidak hanya bagi siswa kelas 1, program ini juga diterapkan di kelas 2 hingga 6 dengan penyesuaian bahan bacaan. “Untuk siswa yang sudah lancar membaca, mereka diminta membuat sinopsis dan menelaah isi buku,” ujarnya.
Dengan semangat kolaborasi antara guru, siswa, dan orang tua, SDN Kepuharjo berhasil menjadikan pojok baca bukan sekadar tempat membaca, tetapi juga ruang tumbuhnya budaya literasi di lingkungan sekolah.(*)