Pakar Pendidikan UIN Sunan Kalijaga Minta Ortu Harus Melek Teknologi, Ikut Awasi Medsos Anak

Photo Author
- Jumat, 1 Desember 2023 | 20:20 WIB
proses pendidikan anak (istimewa)
proses pendidikan anak (istimewa)


KRjogja.com - JOGJA - Penggunaan Media Sosial (Medsos) pada anak saat ini sudah bukan hal yang asing karena memiliki keunggulan untuk mendorong kreativiitas anak, Namun banyak terdapat sisi negatifnya.

Pakar Pendidikan Anak Usia Dini UIN Sunan Kalijaga, Prof. Dr. Hj. Erni Munastiwi, M.M. mengungkapkan, bahwa penggunaan media sosial masih menjadi sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan masyarakat, termasuk penggunaannya dalam berkomunikasi atau lainnya termasuk untuk belajar anak.

Baca Juga: BSI Optimalkan Kantor Cabang Dubai, Perkuat Kemitraan Strategis dengan Uni Emirat Arab

“Media sosial memang memiliki keunggulan, karena kaya akan infofmasi, memiliki jangkauan yang luas, menghemat waktu dan mudah dalam penggunaannya. Sehingga anak dapat dengan mudah menyelesaikan tugas dan mengembangkan daya pikir kreatifnya,” tutur Prof Erni, Jumat (01/12/2023).

Namun demikian, Prof Erni mengingatkan, selain memiliki keunggulan tentunya ada dampak negatif bagi setiap penggunanya. Ia mencontohkan saat diberlakukannya social distancing saat Pandemi Covid-19, tidak semua orang tua memahami pembelajaran dengan media sosial, terlebih lagi anak mereka jauh lebih pandai dalam menggunakan media sosial.

Baca Juga: Terbaru, LG Luncurkan Monitor Seri MR

“Kondisi tersebut membuat orang tua masih sangat bergantung dengan guru yang memberikan pembelajaran secara online. Bahkan tidak sedikit anak yang melakukan pembelajaran daring (online) sambil bermain media online atau games, sehingga pebelajaran yang diberikan gurunya jauh dari kata efektif,” ungkapnya.

Disadari atau tidak, ketika anak mampu menggunakan media sosial sebagai mana mestinya tentunya tidak akan menjadi suatu persoalan, namun realita yang terjadi saat ini menggambarkan bahwa banyak anak yang tidak dapat mengontrol dirinya dalam menggunakan media sosial.

“Hal ini dikarenakan anak-anak pada dasarnya mudah penasaran dan ingin mencari tau segala hal yang ada dalam pikirannya,” Kata Prof Erni.

Baca Juga: Jelang Pemilu dan Pilpres Caleg Datangi Tempat Ini, Dari Tepi Laut Selatan Hingga Lereng Merapi

Guru besar pada Program Studi Magister Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga ini menjelaskan, berakhirnya masa kanak-kanak akhir (late childhood) yaitu mulai dari enam tahun sampai tibanya anak mengalami kematangan secara seksual.

Untuk itu diperlukan pengawasan serta pemantauan penggunaan media sosial yang ekstra dari orang tua dalam mendidik anak secara kontiniu. “Tanpa pengawasan, arahan dan bimbingan orang tua, anak akan dapat dengan mudah terjerumus ke hal-hal yang tidak diinginkan,”.

Baca Juga: Musim Hujan Tiba, Segarnya Menyeruput Minuman Hangat Tradisional ini

Prof Erni menjelaskan, melakukan inovasi dalam belajar tentu baik, namun melihat dampak yang dapat memperburuk karakter anak, dapat membuat orang tua dan guru kelimpungan dalam mengembangkan potensi yang dimiliki anak, mengingat semua hal memiliki keterbatasan dalam memecahkan masalah dalam masalah.

Menurut Prof Erni, peran orang tua dalam memanfaatkan media sosial bagi anak dari segi pengembangan kreativitas bagi anak ialah sebuah kemampuan seseorang dalam menuangkan ide gagasan, ekspresi terhadap hal yang baru.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Tomi Sujatmiko

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Menteri Agama Luncurkan Dana Paramita bagi ASN Buddha

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:21 WIB

Lagi, Kilang Pertamina Luncurkan Produk Setara Euro 5

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:00 WIB

Unpad Bandung Juara I UII Siaga Award 2025

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:30 WIB
X