KRJOGJA.com - JAKARTA - Universitas Prasetiya Mulya melepaskan 1.281 lulusan terbaiknya tahun ini dengan mengusung tema “Into the Age of Human-Machine Companionship”
Terciptanya hubungan kemitraan manusia dengan mesin kecerdasan buatan (AI) seakan menjadi penanda yang membuka babak baru perkembangan zaman. Bahkan, kemitraan ini dipercaya mampu membawa manusia untuk melampaui kemampuannya saat ini.
Baca Juga: Tekor Rp80 Juta untuk Membayar Ganti Rugi Konser, Dadat Sukses Mengenalkan Brand CRSL
Memahami hal tersebut, Universitas Prasetiya Mulya mengajak para lulusannya untuk memasuki babak baru era kolaborasi manusia dengan mesin kecerdasan buatan (AI) dan memanfaatkannya sebagai mitra dalam meraih masa depan gemilang, melalui acara wisuda bertema “Into the Age of Human-Machine Companionship” yang digelar di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD
Edwin Soeryadjaya selaku Presiden Komisaris PT Saratoga Investama Sedaya Tbk, yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Pembina Yayasan Prasetiya Mulya menjelaskan bahwa perubahan yang terjadi di sekitar kita, seperti revolusi di bidang science, technology, engineering, dan mathematics atau STEM yang melahirkan sumber energi baru dan terbarukan, seperti genome editing technologies, Artificial Intelligence (AI), Quantum Computing dan Blockchain merupakan suatu tanda bahwa dunia terus bergerak maju dengan cepat.
“Meskipun reaksi terhadap teknologi tersebut bisa beragam, kita harus melihatnya sebagai peluang yang tak ternilai. Saya berharap dengan menggabungkan kreativitas dan inovasi, Universitas Prasetiya Mulya kembali menjadi garda depan pembaruan pemikiran di Indonesia. Jika kita terbuka dan siap menerima perubahan ini, maka akan ada ruang bagi kemajuan pribadi dan kolektif. Inilah perubahan yang datangnya dari sumber internal, dari diri kita sendiri,” jelas Edwin Soeryadjaya.
Baca Juga: Bos PSS Sleman Jadi Orang Terkaya Nomor 8 di Indonesia, Begini Profilnya
Noviyanto., S.T., MMSI. selaku Kepala Bagian Umum Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah III yang juga hadir pada acara wisuda ini turut menyampaikan pidato sambutannya. Indonesia telah menetapkan tujuan jangka panjang pada tahun 2045 yaitu menjadi Indonesia emas saat usia negara ini menginjak usia 100 tahun. “Dalam upaya meraih tujuan tersebut, para lulusan harus memiliki keunggulan komparatif agar mampu bersaing di kancah nasional dan internasional. Kemampuan harus dikembangkan tidak hanya dalam bidang akademis namun juga pengembangan kemampuan sosial dan soft skills.
Baca Juga: Gus Iqdam Banjir Doa dan Ucapan, Ada Apa dengan Gus Novel Penerus Dinasti Dekengane Pusat?
"Mari kita terus tingkatkan kualitas diri, untuk menghadapi tantangan dan peluang dimasa yang akan datang karena rekan sekalian adalah generasi yang dapat menentukan masa depan bangsa dengan cara yang kreatif dan inovatif,” ungkap Noviyanto
Prof. Stella Christie dari Tsinghua University yang juga merupakan ahli psikologi kognitif kelas dunia berkesempatan menyampaikan pidato ilmiahnya menjelaskan bahwa di era gempuran manusia versus kecerdasan buatan (AI) dengan revolusi yang dihadirkan, ketakutan adalah hal yang perlu kita rasakan, ketakutan disini bukan berarti hal yang tidak baik, justru ketakutan ini menyadarkan akan ada persaingan. “Ketakutan itu harus disertai kesadaran, bahwa walaupun sangat membantu ternyata kecerdasan buatan (AI) tidak sepintar yang kita pikirkan.
Karena itu, kita harus memiliki pedoman yang dapat membuat kita bersaing sukses melalui kemampuan yang tidak dimiliki oleh AI, jika kita hanya memiliki kemampuan yang dimiliki AI maka kita akan tertinggal dan tak dapat bersaing kedepannya. Kemampuan yang harus dimiliki tersebut yang pertama adalah human focus skill dimana inilah letak esensi kita sebagai manusia, karena secanggih-canggihnya nya AI, mereka tetap harus dioperasikan oleh manusia.
"Yang kedua adalah system thinking karena AI tidak dapat berfikir secara sistematis dan hanya didasari oleh data, sedangkan manusia bisa berfikir secara sistematis. Hari ini saya berharap anda tetap harus memiliki dan mengingat kedua pedoman ini agar bisa sukses bersaing di era kecerdasan buatan (AI),” jelas Prof Stella.
Baca Juga: Akhir Baik PSS di Maguwoharjo, Mimpi Buruk Bagi Rans Nusantara
Pada wisuda tahun ini, Universitas Prasetiya Mulya dengan bangga melepas 1.281 lulusan terbaiknya yang berasal dari beberapa program studi seperti School of STEM (Science, Technology, Engineering and Mathematics), School of Law and International Studies, dan School of Business and Economics. Masih sama dengan tahun sebelumnya, selain predikat Cum Laude, Prasetiya Mulya juga memiliki penghargaan bagi para wisudawan dengan kategori Best Academic in Program, Best of the Best Achievement, Best Academic Achievement in undergraduate program, Best of LEAMICA, Best Contributor in Community Development, STEM Graduate Award, dan Best Women in STEM Graduate.