KRJogja.com—Isu soal kesehatan mental (mental health) kini tengah menjadi perbincangan serius. Apalagi, bagi masyarakat Jogja, isu ini tak boleh dipandang dengan mata sebelah saja.
Pasalnya, sebuah penelitian menunjukkan jika Jogja jadi kota paling rawan kesepian. Secara psikologis, rasa kesepian ini tentu mengancam mental health pengidapnya.
Ternyata, perawatan mental health tak membutuhkan hal yang neko-neko atau ribet. Penelitian di Jepang menyebut bila memelihara anjing dapat membantu meningkatkan mental health.
Profesor Takefumi Kikusui dari Universitas Azabu, Jepang, mengatakan jika memelihara anjing di rumah bermanfaat mengurangi rasa stres pemiliknya.
Baca Juga: Berniat Survei Pura, Mobil Isuzu Panther Milik Pemuka Hindu Terperosok Jurang Sedalam 75 Meter
Selain itu, manfaat lainnya yakni peningkatan produksi hormon oksitosin yang dapat menstimulasi rasa kasih sayang (love hormon).
“Pelbagai penelitian telah menunjukkan manfaat kepemilikan anjing terhadap mental health. Kami telah menjelaskan jika mikrobioma terlibat dalam mekanisme tersebut,” kata Kikusui seperti diwartakan The Guardian.
Penelitian Kikusui dan timnya yang diunggah ke laman jurnal iScience itu melibatkan 343 remaja sebagai partisipan. 96 dari mereka memelihara anjing.
Baca Juga: Kanwil Bea Cukai Jakarta Musnahkan 13,4 Juta Batang Rokok
Tim Kikusui menemukan jika remaja yang telah memelihara anjing sejak usia 13 tahun memiliki angka masalah sosial yang lebih rendah ketimbang mereka yang tak punya anjing.
Selanjutnya, tim Kikusui mencoba menelusuri saliva (air liur) pada para remaja tersebut. Mereka menemukan fakta keserupaan 12 jenis mikroba pada remaja beranjing, termasuk Streptococcus dan Prevotella.
Para peneliti asal Jepang tersebut kemudian mengujicobakan temuan mikroba tersebut terhadap tikus. Hasilnya, tikus tersebut dapat berinteraksi lebih akrab bahkan dengan tikus yang semula tak dikenal.
Baca Juga: Ngaldu Iga Hadir di Jalan Kaliurang, Sop Iga Jogja Berbumbu Khas dengan Daging Melimpah
“Perilaku ini disebut ‘preconcern’ atau ‘empathetic concern’. Jenis respon empatetik pada manusia maupun hewan,” jelas Kikusui.