Tema ini memuat pesan yang mendalam Luhur Budhining Pramudha mengajak peserta untuk memiliki kepribadian mulia, berpengetahuan, dan berbudi pekerti luhur, sementara Cipta Karsaning Sembada menekankan pentingnya tekad, eksekutif, dan semangat untuk bertindak dengan penuh tanggung jawab, sambungnya.
Beberapa aspek yang dinilai dalam ajang penyelenggaraan ini antara lain pengetahuan tentang pariwisata dan budaya. Kemudian, konsep wirausaha pengembangan UMKM yang terintegrasi dengan pariwisata untuk mendorong pembangunan daerah, kemampuan Bahasa Asing dan public speaking.
“Yang dipersiapkan untuk mengikuti dimas Diajeng Sleman 2025 ini adalah pengetahun, wawasan. Menurut saya itu sangat penting sebagai dasar kami (para finalis, red) untuk membuat sebuah program. Kan tujuan kami di seini memang untuk mempromosikan wisata yang ada di kabupaten Sleman, makanya kami juga harus mengetahui tempat-tempat wisata di Sleman, seperti apa potensinya, bagaimana mengembangkan sehingga berdampak bagi pembangunan di Sleman,” tambahnya.
Baca Juga: Soal Ijazah Palsu Jokowi, Polisi Periksa 31 Saksi, Termasuk Teman Sekolah dan Kuliah
Di sisi pengetahuan dan wawasan, Intan yang sudah sejak kelas 3 SD sudah kerap mengikuti ajang pencarian bakat ini memandang persiapan mental juga penting untuk mengikuti Dimas Diajeng Sleman 2025.Terlebih lagi, kata Intan, saat ini dunia pariwisata tengah dihadapkan dengan berbagai tantangan dari efisiensi anggaran pemerintah hingga masalah sampah.
"Pariwisata menghadapi tantangan luar biasa dengan efisiensi ini. Disitu mental kami dipertaruhkan, bagaimana cara kami mempromosikan wisata seoptimal mungkin tanpa harus mengeluarkan anggaran daerah," ujarnya.
Menghadapi tantangan sektor pariwisata yang menjadi nadinya perekonimian masyarakat Sleman ini, Intan memiliki ide-ide inovatif yang bisa dilakukan ke depan dengan kemampuan yang dimilikinya, yaitu sebagai influencer di media sosial. Ia akan berinovasi di bidang media sosial, karena media sosial sangat berpengaruh besar pada promosi wisata.
"Hampir semua orang punya akun media sosial, sehingga wisata di Sleman bisa diviralkan. Kebetulan saya aktif disosial Media, ada Youtube, Instagram, dan Tiktok. Saya rasa dengan privilese yang saya punya ini, saya bisa terus mempromosikan pariwisata yang ada di sleman dan juga mengkolaborasikan dengan ide ide kreatif dari teman-teman semua, karena nanti semua finalis akan menjadi bagian dari duta wisata dan budaya Sleman," imbuh pemilik akun IG @intanlatifahh yang sudah memiliki folowwer 90 ribu lebih ini.
Baca Juga: SK Pendirian Terbit, Politeknik AI BMD Siap Terima Mahasiswa Baru
Intan yang sudah memiliki 17 ribu subscriber di channel YouTube @intanlatifahn dan akun tiktok @intanlatifahhn dengan 28 ribu lebih pengikut plus 1,4 juta suka ini sering memuat konten edukasi. Selain efisiensi, Sektor Pariwisata Sleman juga menghadapi masalah darurat sampah.
“Selama ini banyak konten saya mendidik namun kurang relevan dengan pariwisata, karena saya juga hobi berkunjung, membuat vlog. Itu jadi bekal saya ikut dimas diajeng ini, biar saya terus bisa mempromosikan wisata di Sleman. Tempat sampah di lokasi wisata perlu ditambah, karena di Jogja ini kan memang sedang darurat sampah, itu mungkin hal kecilnya. Kemudian hal lainnya adalah masih berhentinya promosi di Sosial Media. Untuk persoalan ini dibutuhkan orang-orang yang di Sosial Media. Dengan pengalaman saya ini, saya optimis bisa membantu mempromosikan pariwisata di Sleman ke berbagai daerah di Indonesia, bahkan manca negara,” tutupnya. (Fxh)