Krjogja.com - YOGYA - Dua perwakilan Daerah Istimewa Yogyakarta, Bima Aditiya dan Twistanisa Atha Brilliant Ilmi, akan berkompetisi dalam ajang Duta Budaya Indonesia 2025 yang digelar pada 11-15 November di Kota Surakarta, Jawa Tengah. Kegiatan ini menjadi wadah bagi para pemuda yang berperan aktif dalam pelestarian dan pengembangan kebudayaan Indonesia.
Bima, mahasiswa Program Studi Perbankan, Departemen Ekonomi dan Bisnis, Sekolah Vokasi UGM, bersama Atha, mahasiswi Program Studi Gizi, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan UGM, menjadi representasi DIY tahun ini. Keduanya aktif menjalankan berbagai program budaya selama masa tugas sebagai Duta Budaya DIY.
Selama masa tugasnya, Bima dan Atha mengusung advokasi bertajuk 'Nawasena', yang berasal dari bahasa Sanskerta dan berarti masa depan yang cerah. "Kami ingin memperkenalkan Nawasena sebagai semangat untuk membangun generasi muda yang sadar dan bangga terhadap budayanya," ujar Bima, Minggu (2/11/2025). Advokasi ini mencakup empat program unggulan Sinukarta, Waraswara, RABU (Rawat Budaya), dan Wisata Budaya.
Baca Juga: Megawati: Kolonialisme Belum Berakhir, Hanya Berganti Wajah
Program Sinukarta (Sinau Babagan Ngayogyakarta) menjadi langkah awal untuk mengenalkan budaya sejak dini. Kegiatan ini dilaksanakan di kabupaten/kota se DIY, menyasar jenjang pendidikan dari SD hingga SMA/SMK. Sinukarta juga berperan sebagai wadah bagi generasi muda untuk menanamkan nilai-nilai positif dan membangun karakter. "Lewat Sinukarta, kami mendorong perkembangan para pelajar sebagai generasi emas Indonesia yang memiliki kesadaran dan kecintaan terhadap budaya sejak dini," tutur Atha.
Selain itu, program siaran Waraswara dirancang sebagai media komunikasi dan edukasi yang bertujuan menyuarakan informasi budaya kepada masyarakat luas. "Wara berarti pemberitahuan, sedangkan swara bermakna suara. Karena itu, program ini menjadi sarana resmi untuk menyampaikan berita, pengetahuan, dan inspirasi seputar kebudayaan Yogyakarta yang diunggah melalui platform Instagram dan Spotify," jelas Bima.
Program RABU (Rawat Budaya) hadir setiap pekan melalui unggahan di akun Instagram @dutabudayadiyogyakarta. Kontennya berisi kuis, informasi tentang kebudayaan, kesenian, dan tradisi lokal. Selain itu, terdapat konten spesial berupa video kunjungan ke berbagai tempat wisata di DIY. "Melalui kegiatan ini, masyarakat tidak hanya memperoleh informasi, tetapi juga pengalaman visual dan praktik langsung mengenai budaya," kata Bima.
Baca Juga: Desa Pungsari Siap Jadi Desa Wisata Batik
Terakhir, program Wisata Budaya, salah satu program kerja Duta Budaya DIY yang berkolaborasi dengan Desa Wisata Sidorejo, Kulonprogo. Melalui perjalanan wisata budaya, peserta diajak menyusuri berbagai situs sejarah, pusat seni, dan ruang-ruang tradisi, sekaligus mempelajari nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya. Tidak hanya sekadar berkunjung, kegiatan ini dikemas secara interaktif melalui sinau budaya (belajar budaya), srawung (berinteraksi dengan masyarakat lokal), hingga praktik langsung kesenian tradisional. (Dev)