Krjogja.com - Bagi yang berkunjung ke Jogja pasti sudah tidak asing dengan angkringan. Angkringan sangat mudah dijumpai di berbagai titik di Jogja.
Bahkan ada penggalan sajak dari Joko Pinurbo, "Jogja terbuat dari rindu, pulang dan angkringan".
Angkringan tidak hanya menjadi selingan namun sudah seperti kebutuhan harian masyarakat terutama Jogja.
Namun tahukah kalian jika sebenarnya asal usul angkringan ternyata bukan dari Jogja? Jadi begini ceritanya dikutip dari situs Disparpora Ngawi.
Awal kisah ini bermula dari Mbah Karso atau Djukut. Ia berasal dari Desa Ngerangan, Bayat, Klaten.
Sekitar tahun 1930, saat umurnya 15 taun merantaulah ia ke Solo karena ingin mengubah nasib. Di sana ia bertemu dengan Wiryo.
Wiryo merupakan juragan terikan. Ia akhirnya merekrut Karso menjadi anak buahnya dalam berjualan terikan.
Mbah Karso disana sebagai penjual terikan atau masakan khas Jawa Tengah dengan kuah kental dan lauk tempe atau daging.
Baca Juga: Telah Dibuka! Pendaftaran Beasiswa LPDP 2024 Tahap Pertama
Pada 1943, Wiryo berinisiatif untuk menambahkan cerek kopi dan jahe ke dalam pikulan masakannya.
Ini adalah awal dari angkringan pertama. Wiryo meramu jahe dan teh sebagai minuman khas angkringan,
Awal mula angkringan muncul dengan pikulan yang terbuat dari bambu. Pada waktu itu, angkringan sering berpindah-pindah dengan pikulannya.
Dilengkapi dengan bangku untuk penjual, anglo atau tungku yang dipanaskan dengan arang, serta alat dan bahan makanan dan minuman seperti cerek.
Baca Juga: Gaduh Soal Syarat KTP Untuk Beli Gas Melon, Kadis KUKMPP Bantul: Butuh Sosialisasi yang Tepat