Kemudian, penggunaan TMC digunakan pada 2013 untuk mengantisipasi banjir di DKI Jakarta.
Selanjutnya pada 2014, 2020, dan awal 2023, heboh informasi ibu kota dihantam badai dan BRIN diminta untuk mengantisipasinya.
TMC juga digunakan untuk acara gala dinner pemimpin negara-negara yang tergabung dalam G-20, yang digelar di ruangan terbuka pada tahun 2022.
Penggunaan TMC pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-42 ASEAN di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur.
Secara teknis, modifikasi cuaca atau penyemaian awan digunakan untuk mempercepat proses terjadinya hujan di awan.
Metode yang digunakan, disesuaikan dengan kebutuhan misal untuk pengisian waduk, hujan dijatuhkan pada area sungai.
Baca Juga: Bulan Rajab: Ternyata ada Nama Lainnya yang Jarang Diketahui Orang, Ini Ulasannya
Selanjutnya, air masuk ke waduk untuk pertanian. Modifikasi cuaca untuk pengisian waduk, harus melibatkan pemerintah daerah yang mengetahui potensi bencana.
Adapun TMC untuk menanggulangi karhutla dengan mengisi kubah-kubah gambut dengan air sehingga kelembapan terjaga. Selain itu masyarakat sulit membakar lahan.
TMC untuk mengantisipasi banjir dengan dengan cara hujan diprematurkan atau dijauhkan ke tempat lain. Modifikasi cuaca dengan bahan semai berupa garam atau natrium klorida (NaCL) ke dalam awan.
Garam tersebut berfungsi sebagai inkondeksi, sehingga mempercepat terjadinya hujan di dalam awan.
"Terjadinya hujan secara alami juga berasal dari aerosol, debu-debu berterbangan di atmosfer. Jadi hujan dari penguapan garam di laut," terang Budi.
Biaya untuk melakukan modifikasi cuaca mahal terutama untuk komponen biaya bahan bakar pesawat atau avtur dan perawatan pesawat.
Oleh sebab itu, BRIN tengah mengkaji teknologi modifikasi cuaca dengan drone. Karena hal itu dinilai lebih murah dan praktis. (***)