KRjogja.com - SEMARANG - Kota Semarang, Jawa Tengah, tepatnya di Kelurahan Jatirejo menjadi contoh keberhasilan pemberdayaan dan penguatan institusi keluarga di tingkat desa. Kelurahan ini telah menjalankan program Kampung Keluarga Berkualitas (Kampung KB) dari Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sejak 2017.
Kampung KB adalah sebuah program pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup keluarga di tingkat desa atau kelurahan. Ia menjadi wadah bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi dan pelayanan terkait keluarga berencana, kesehatan reproduksi, serta kesejahteraan keluarga.
Media Indonesia dan awak media lain berkesempatan mengunjungi Kelurahan Jatirejo untuk melihat langsung pelaksanaan Kampung KB di wilayah ini, serta berbagai pencapaian yang telah diraih. Walaupun hari sudah gelap ketika kami sampai pada Jumat (25/7/2025), suasana asri dan kondusif langsung terasa.
Baca Juga: UPN Veteran Yogyakarta Luluskan 665 Mahasiswa, Rektor Tekankan Aktualisasi Nilai Bela Negara
Kami diajak berkeliling menggunakan odong-odong di kelurahan yang juga sudah menjadi desa wisata itu. Kelurahan Jatirejo terbagi menjadi empat rukun warga (RW). Ketua Rumah Data Kependudukan (RDK) Kelurahan Jatirejo Dwi Sayekti Kadarini yang menjadi pemandu kami menceritakan, setiap RW dijadikan kampung tematik.
"Ada kampung tematik Kokolaka (kampung olahan kolang-kaling), Kambera (kampung cabe rawit) aneka olahan cabe, Kajera (kampung jahe merah), dan kampung edukasi wisata green fresh farm (GFFF) untuk aneka olahan susu dan es krim," tuturnya.
Setiap kampung memproduksi olahan yang menjadi ciri khas masing-masing. Misalnya aneka olahan kolang-kaling, seperti es kolang-kaling, kerupuk kolang-kaling, dan sego guling (sego gudangan dan oseng kolang-kaling).
Selanjutnya produk dari Kambera seperti wedang dan keripik dari tanaman yang ditanam di kampung itu. Sementara Kajera memproduksi aneka olahan dari jahe yaitu sirup jahe, serbuk jahe, wedang, dan lain-lain.
Menariknya, berbagai produksi itu turut memberdayakan masyarakat lanjut usia (lansia). "Lansia-lansia ini juga banyak yang bekerja untuk melakukan pengupasan kolang-kaling. Ada yang memetik cabai," kata Dwi.
Selain pemberdayaan, lansia juga diperhatikan kesehatannya melalui Posyandu khusus lansia yang antara lain menyediakan cek kesehatan gratis. Ia berharap ke depan lansia lebih diberdayakan melalui sekolah lansia.
Di sisi lain, Kelurahan Jatirejo juga berhasil dalam pengentasan stunting. "Berkat pembinaan dan pemberdayaan yang didampingi Dinas Pengendalian Penduduk dan KB Kota Semarang, kami bisa seperti ini. Stunting di Jatirejo (sekarang) nol. Pada 2022 ada 4," ungkapnya.