Seniman Tari Harus Miliki Semangat Juang

Photo Author
- Jumat, 24 Oktober 2025 | 07:10 WIB
 Yoyok Bambang Priyambodo.
Yoyok Bambang Priyambodo.

KRjogja.com - SEMARANG - “Seniman tari harus memilki daya juang yang Tangguh. Hal ini bukan saja dalam mengeksistensikan dirinya, melainkan juga untuk menjaga marwah taraian serta nilai-nilai kultur yang ada di dalamnya,” ujar Mestro Tari Indonesia yang juga pendiri dan pengasuh Sanggar Tari Greget Semarang, Yoyok Bambang Priyambodo.

Yoyok yang baru saja pulang dari lawatan budaya ke Osaka Jepang mewakili Indonesia, pada Kamis (23/10/2025) kemarin mengingatkan para pimpinan sanggar tari dan peserta Sarasehan Budaya Tari Jawa dalam Upaya Penanaman Jiwa, Semangat dan Nilai-nilai 1945 yang digelar Dewan Harian Cabang 45 di Gedung Juang 45 Semarang.

Menurut Yoyok, tari yang merupakan budaya Jawa ini sarat akan nilai-nilai nasionalisme yang perlu terus diwariskan kepada khalayak. ”Jadi tidak hanya pada bentuk tariannya saja, namun nilai yang terkandung di dalamnya ini perlu diresapi dan menjadi penyemangat. Boleh dikata tak hanya unsur estetika gerak dan visualisasi kostum, namun pesan verbalnya juga harus sampai dan memiliki pengaruh,” ungkapnya.

Baca Juga: Klaim Keberhasilan dan Ego Sektoral

Pria yang malang melintas di dunia tari setengah abad lebih ini pun menyemangati para seniman tari agar tidak terlalu menggantungkan diri pada pemerintah. “Kita tak boleh bergantung, sebab pemerintah bukan pelakon seperti kita yang tahu bagaimana kondisi kita. Maka kita tak perlu menunggu apalagi mencari perhatian. Kita harus berani berkiprah mandiri dan memberika yang terbaik bagi masyarakat,” kata Yoyok yang malang melintang bersama Geget Wilang, sebelum berubah nama menjadi Greget selama 53 tahun sejak 1972.

Sarasehan ini juga menampilkan Tris Iswanti, pengurus DHC 45 yang juga penggiat seni budaya tari di Kota Semarang. Tris yang juga mantan pelatih tari Jawa ini lebih banyak menyemangati para anak muda yang berkecipung di dunia tari agar fight.

“Kita tahu di Semarang ini banyak bertumbuhan sanggar-sanggar tari. Semakin banyaknya sanggar ini jangan lantas dikaitnya jadi banyaknya pesaing. Kondisi demikian jangan pula jadi merenggangkan hubungan antar penari atau seniman. Justru kita galang persatuan dan menjadi penyemangat untuk berprestasi lebih baik. Perlunya JSN45 ini adalah bangaimana memberikan semangat bagi kawan-kawan sekalian untuk menjaga persatuan. Kalau kita Bersatu, maka kita akan semakin kuat. Mengingat para seniman ini merupakan pewaris budaya dari para leluhur kita,” ujar Tris Ismawati.

Baca Juga: Kejari Boyolali Musnahkan 37,8 Gram Sabu

Ketua Panitia Penyelenggara, Hj Titien Rahati Soebeno menandaskan bahwa kegiatan ini digelar sebagai upaya membangkitkan semangat anak muda agar memahami betapa pentingnya memiliki Jiwa, Semangat dan Nilai-nilai 45.

Kebudayaan menurut Titie adalah pokok yang harus dipertahankan sebagai jatidiri bangsa. Oleh karena itu, para seniman yang memegang kendali seni dan budaya perlu memiliki landasan kuat dalam mempertahankan Kedaulatan Budaya.

Sarasehan ini sebagai cara membangun kesamaan persepsi bahwa pembinaan budaya tari Jawa bukan menjadi tanggungjawab para sesepuh atau seniman saja, melainkan juga tanggungjawab generasi muda dan semuanya.

Baca Juga: Motor Dinas Kades Gempolan Dicuri Saat Hujan, Aksi Pelaku Terekam CCTV

“Karena itu tari Jawa juga sebagai medan Jihad Budaya, suatu tindakan yang memperjuangkan jatidiri bangsa agar tetap eksis dan membumi di hati generasi muda selamanya,” tutup Titien. (Cha)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Danar W

Tags

Rekomendasi

Terkini

Libur Nataru, PLN Siagakan 315 SPKLU di Jateng-DIY

Jumat, 19 Desember 2025 | 23:10 WIB

FEB Unimus Gelar Entrepreneurship Expo and Competition

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:30 WIB

HISPPI PNF Jawa Tengah Resmi Dikukuhkan

Jumat, 12 Desember 2025 | 16:10 WIB

Kasus HIV/AIDS di Salatiga 1.055 Kasus

Kamis, 11 Desember 2025 | 10:05 WIB
X