Krjogja.com - SLEMAN - Perpemabesu (Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Bulaksumur) dan Ikares (Ikatan Alumni Remaja Sekip) merupakan komunitas yang beranggotakan anak-anak perumahan dosen Universitas Gadjah Mada (UGM) yang mulai tinggal di perumahan Bulaksumur maupun Sekip sejak tahun 1960-an akhir.
Pada Minggu (25/6/2023) komunitas ini melakukan kunjungan ke Museum UGM yang bertempat di salah satu eks perumahan dosen Bulaksumur Blok D (D6-D7). Kegiatan ini diawali dengan Jalan sehat keliling kampus sembari bernostalgia masa kecil yang dirindukan.
Kegiatan jalan santai bertajuk ‘Menyusuri Jalan Kenangan Sekip-Bulaksumur’ digagas sebagai upaya merajut kembali tali kasih antara kedua komunitas, yang telah terbentuk sejak awal tahun 1970 ketika kompleks perumahan Bulaksumur dan Sekip masih aktif dihuni sebagai fasilitas bagi keluarga sivitas akademika UGM.
[crosslink_1]
Jalan Kaliurang sebagai pemisah di antara dua kompleks ini nyatanya tidak memutus tali kasih di antara keduanya.
Dijelaskan oleh Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc. yang akrab disapa Coco selaku penggagas kegiatan, mayoritas peserta sudah berpuluh tahun tidak lagi tinggal di kompleks perumahan dinas UGM, tidak saling berkomunikasi dan beriteraksi dengan intens sehingga memunculkan kerinduan mendalam untuk mengenang masa remaja di kompleks UGM.
“Mereka mengekspresikan kerindunduan itu dengan bersama-sama menyusuri beberapa tempat ikonik di Kampus UGM antara lain Bundara dan Balairung. Diharapkan kegiatan ini akan dilanjutkan dengan sepeda santai dan juga kegiatan merayakan Hari Kemerdekaan”, imbuh Coco.
Melibatkan Museum UGM sebagai salah satu venue kegiatan dan tujuan nostalgia dengan melihat memorabilia tokoh-tokoh UGM menjadi satu hal yang menarik dan cukup antimainstream. Museum UGM merupakan sebuah wadah yang penting untuk merawat, melestarikan dan mewariskan nilai-nilai luhur UGM melalui tinggalan bendawinya.
Biografi sederhana UGM disajikan lengkap di Museum UGM sebagai laboratorium memori masa lalu bagi pengunjung terkhusus pada pengunjung yang memiliki keterikatan secara emosional kepada UGM.
Sebagai salah satu lembaga pelayanan masyarakat, Museum UGM terbuka bagi komunitas masyarakat baik dalam lingkungan UGM maupun di luar UGM untuk berkegiatan di museum. Hal ini tentu akan memberikan kebermanfaatan bersama bagi museum maupun komunitas terkait.
Kegiatan bersama antara Museum UGM dengan Ikares dan Perpemabesu menjadi contoh keterbukaan museum untuk memberikan pelayanan kepada publik, baik pelayanan yang bersifat material (fasilitas museum) serta non material (ilmu dan pengalaman).
Hubungan antara museum dan komunitas juga dapat memberikan insight baru untuk menyempurnakan narasi objek koleksi berdasarkan pengalaman pelaku kebudayaan dan pengunjung.
Nostalgia Ikares dan Perpemabesu di lingkungan UGM dan Museum UGM diharapkan mampu menggali kembali ‘harta karun’ terpendam di benak peserta kegiatan ini.
Sehingga memori yang muncul kembali akan dapat merajut serat holistik kehidupan UGM yang terputus hingga menjadi suatu kisah utuh yang dapat diwarikan dan menjadi teladan bagi generasi muda yang akan datang. (*)