Krjogja.com - SLEMAN - Kejahatan seksual yang menyasar anak-anak sebagai korban, satu persatu mulai terkuak. Setelah kasus pencabulan dengan korban belasan anak-anak di Kalasan Sleman, publik kembali dihebohkan dengan kejahatan yang sama.
Kali ini belasan anak mulai dari SMP hingga SMA/SMK, menjadi sasaran seksual seorang pemilik toko material berinisial BM (54) warga Bantul. Kurun waktu enam bulan lamanya, belasan anak-anak menjadi pelampiasan nafsu seksual lelaki berstatus duda tersebut.
[crosslink_2]
"Korban yang berhasil kami identifikasi berjumlah 17 orang, berusia mulai dari 13 tahun hingga 17 tahun. Mereka diajak dan dirayu untuk melakukan hubungan badan, kemudian menerima imbalan dengan nilai bervariasi antara Rp 300.000 hingga Rp 800.000. Semua dilakukan di apartemen tersangka di kawasan Sleman sejak Juli 2022 sampai Januari 2023," ungkap Wadireskrimum Polda DIY, AKBP K Tri Panungko SIK di kantornya, Senin (29/05/2023).
[crosslink_1]
Wadireskrimum menyebut, pelaku bukan pedofil karena selain berhubungan badan dengan anak di bawah umur, BM juga melakukan hubungan suami istri dengan wanita dewasa. Tersangka, lanjut Tri Panungko, mengajak berhubungan badan anak-anak di bawah umur untuk mencari sensasi seksual.
Sambil Direkam, Duda Ini Ajak Belasan Anak-anak Berhubungan Seks
"Motifnya, tersangka ingin mencari sensasi melakukan hubungan badan dengan anak di bawah umur. Alasannya, karena mereka belum banyak 'digunakan'," sebutnya.
Perwira menengah kepolisian ini mengatakan, tiap melakukan hubungan badan dengan anak di bawah umur, BM selalu merekamnya dengan tujuan untuk koleksi pribadi dan kenang-kenangan. Tak jarang, BM terlebih dahulu mengajak korbannya untuk menenggak minuman keras. Dari hasil pemeriksaan, terungkap jika BM juga pernah melakukan hubungan badan dengan dua anak-anak sekaligus pada waktu bersamaan.
Terungkapnya kasus itu, diawali saat guru salah satu korban, melakukan pengecekan HP siswanya karena sering bolos sekolah. Dari HP salah satu siswa yang dicek pada 25 Januari 2023, dichat grup berisikan siswi yang membahas tentang foto-foto telanjang.
Karena curiga, pihak sekolah kemudian melaporkan temuan yang mengejutkan itu ke Polda DIY. "Penyidik kemudian melakukan penyelidikan dan kasus ini akhirnya terungkap," pungkas Tri Panungko. (Ayu)