Krjogja.com - SLEMAN - Perkembangan teknologi informasi berdampak dengan perilaku masyarakat. Hape Smartphone yang marak membuat orang malas bergerak sehingga muncul penyakit-penyakit baru. Komisi D DPRD DIY dan Pemda DIY melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY terus melakukan sosialisasi Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) agar tercipta masyarakat yang sehat dan kuat.
"Komisi D DPRD DIY bertanggung jawab di Bidang Kesejahteraan Rakyat meliputi pendidikan kesehatan, pemuda, olah raga, sosial, tenaga kerja, dan agama mendukung sosialisasi Germas," tutur Anggota Komisi D DPRD DIY Syukron Arif Muttaqin SE dalam Sosialisasi Germas, Selasa (14/3) di Joglo Harjo Igenyan Jetak II Sidokarto, Godean, Sleman.
Dalam sosialisasi Germas yang dihadiri Lurah Sidokarto Istiyarto SE seratusan warga dari ibu-ibu kader PKK, dan tokoh masyarakat setempat Syukron menjelaskan DPRD sebagai wakil rakyat siap menerima keluhan dan berupaya membantu dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat. "Misal ada masyarakat yang kesulitan pendidikan atau kesehatan bisa mengajukan dengan asuransi pendidikan, kartu cerdas, KIP, Surat Keterangan Tidak Mampu dan lainnya," ucap Syukron.
Setiap tahun ada Rp 60 M anggaran dana untuk untuk kesehatan yang bisa dimanfaatkan masyarakat (Jaminan Kesehatan Masyarakat). Juga kolaborasi dengan berbagai instansi diantaranya Dinas Sosial untuk Padat Karya, Ketenagakerjaan, Dinas Kebudayaan untuk pengembangan potensi seni budaya desa, dan lainnya. "Dulu Sidokarto terkenal dengan Kelompecapir nya dan juga Seni Hadroh," ujarnya.
Mengacu data Riskesdas, lanjut Syukron, Orang Dengan Gangguan Kejiwaan (ODGK) saat ini sangat tinggi dari 10 orang bisa mencapai 8 orang ODGK dengan tanda tidak bisa tidur, tidak selera makan, kebanyakan omong, dan lainnya. "Pengaruh hape pada anak-anak juga terlihat menjadi kebiasaan/candu yang bisa merubah perilaku mempengaruhi kesehatan tubuh dan jiwa, jadi harus dikontrol," tegasnya.
Sementara Lurah Sidokarto Istiyarto SE menegaskan di Sidokarto, PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) terus disosialisasi dan diterapkan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. "Hanya saja belum bisa meninggalkan kebiasaan merokok. Sebanyak 4000-an warga merokok ada yang kadang-kadang hingga 5 bungkus rokok sehari. Namun kita harapkan dengan sosialisasi dan edukasi yang gencar bisa diturunkan," ungkapnya.
[crosslink_1]
Disebutkan PHBS di Padukuhan-padukuhan diterapkan misalnya dengan sudah rutin menggelar senam setiap minggu dan Senam Sehat Sidokarto sebulan sekali dengan peserta 700 - 800 orang. "Demikian juga pembuangan dengan jamban sudah 99 persen. Juga rutin menggelar kegiatan kebersihan lingkungan," ungkapnya.
Sementara Penata Penyehatan Lingkungan Permukiman Dinkes DIY Yustinus Tri Wibowo SKM menyebutkan Germas untuk Jogja Sehat Istimewa sangat penting. Apalagi setelah 2010 terjadi transisi epidemiologi. Penyakit tidak menular (PTM) seperti jantung, hipertensi (stroke) diabetes melitus (gula) semakin meningkat. "Sebelum 2010 masih dominan penyakit menular (PM) seperti ISPA, DBD, Diare. Biaya pengobatan PTM juga berlipat lebih mahal jadi harus diantisipasi dengan Germas," tegas Yustinus.
Germas sesuai Inpres RI No 1/2017, seluruh masyarakat Indonesia diminta menjalankan point-point Germas untuk menghindari PTM. "Yaitu peningkatan aktivitas fisik, peningkatan perilaku hidup bersih sehat, penyediaan pangan sehat dan percepatan perbaikan gizi, peningkatan pencegahan dan deteksi dini penyakit, peningkatan kualitas lingkungan, serta peningkatan edukasi hidup sehat," paparnya.
Anak-anak yang kini banyak mengkonsumsi makanan instan berkurang dalam konsumsi sayuran, buah. "Pola makan yang sehat dengan porsi 1 piring terdiri dari 1/3 nasi 1/3 sayur 1/3 lauk pauk/buah. Konsumsi gula dan garam harus diperhatikan, kebiasaan merokok atau minum alkohol dihilangkan," tegasnya. (Vin)